(Vibiznews – Commodity) – Harga gula berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas internasional ICE mixed dengan posisi gula mentah di bursa New York meningkat sedang harga gula putih di ICE London retreat. Mixednya perdagangan gula dipicu oleh tarik menarik sentimen.
Sentimen positif datang dari laporan Marex Spectron memperkirakan bahwa produksi gula Thailand 2019/20 akan turun 15% y/y menjadi 11 MMT karena harga tebu yang lebih rendah mendorong beberapa petani untuk beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan. Juga, harga minyak mentah yang lebih kuat pada hari Rabu menguntungkan harga etanol, yang dapat mendorong pabrik gula Brasil mengalihkan lebih banyak tebu ke arah produksi etanol daripada produksi gula, sehingga mengurangi pasokan gula.
Sedangkan sentimen negatif yang membatasi harga yaitu anjloknya mata uang Real Brasil turun ke level terendah 1 minggu terhadap dolar yang mendorong ekspor oleh produsen gula Brasil.
Harga gula mentah akhir perdagangan bursa New York sedang naik 0,08 atau 0,62% pada harga $12,90 per lb untuk kontrak berjangka Maret 2019. Namun untuk harga gula putih kontrak Maret yang terpantau di bursa London sekarang sedang turun 0,50 atau 0,15% pada harga $341.40.
Sebagai informasi, hari Selasa lalu harga gula di ICE New York membukukan 1 minggu tertinggi di tengah kekhawatiran tentang kondisi kering di Center-South Brasil, wilayah penghasil gula terbesar. Namun tanda-tanda pasokan global yang lebih besar negatif untuk harga gula setelah F.O. Licht mengatakan penghancuran total tebu di Thailand, produsen gula terbesar ketiga di dunia, naik 22% y/y dari Oktober-Jan menjadi 63,2 MMT.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti, analis Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal harga gula di ICE New York berpotensi naik terus oleh pelemehan dolar AS.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang
