(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika berjangka di bursa komoditas internasional New York pada penutupan perdagangan Rabu (24/04) kembali meningkat selama 3 hari berturut. Namun untuk harga kopi Robusta di bursa ICE London melemah cukup signfikan ke posisi terendah 3-tahun.
Harga kopi arabika naik karena kekhawatiran bahwa hujan di Brasil dapat memperlambat panen kopi. Somar Meteorologia melaporkan hari Senin bahwa curah hujan di Minas Gerais, wilayah penanaman kopi arabika terbesar di Brasil, adalah 44,2 mm dalam sepekan terakhir atau 388% dari rata-rata historis.
Namun sempat kenaikan terhenti oleh anjloknya Real Brasil ke level terendah 3-minggu terhadap dolar. Pekan lalu harga kopi arabika merosot ke level terendah berjangka 14-1/2 tahun karena pasokan global yang melimpah membuat harga kopi bertahan. Organisasi Kopi Internasional (ICO) pada 4 April menaikkan perkiraan surplus kopi global 2018/19 menjadi 3,1 juta kantong dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,29 juta kantong.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Mei 2019 bursa New York ditutup naik 0,40 poin atau 0,44% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $91.50 per lb. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Mei ditutup turun 20 poin atau 1,44% dari perdagangan sebelumnya pada $1370 per ton.
Faktor positif untuk kopi robusta adalah data Rabu lalu dari Departemen Umum Bea Cukai Vietnam yang menunjukkan ekspor kopi Jan-Mar Vietnam turun 13,3% y/y menjadi 488.648 MT. Faktor pendukung untuk kopi arabika adalah ramalan Marex Spectron Jumat lalu bahwa pasar kopi global 2019/20 akan meluncur ke defisit 1,6 juta kantong dari surplus kantong 8,0 juta di 2018/19.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika retreat oleh tekanan kuat posisi uang Real Brasil yang lemah.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang