Market Outlook, 17-21 June 2019

1613

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia tercatat masih menguat di minggunya yang ketiga sekalipun ada profit taking wajar di akhir pekannya, sementara bursa kawasan Asia cenderung variatif di tengah naiknya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.66% ke level 6,250.265. Untuk minggu berikutnya (17-21 Juni 2019), IHSG kemungkinan akan cenderung berkonsolidasi dalam rentang agak terbatas walau sentimen positif kenaikan peringkat utang masih tetap terasa, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6334 dan kemudian 6456, sedangkan support level di posisi 6110 dan kemudian 6033.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS secara mingguan balik tergerus 0.53% ke level 14,325 oleh profit taking pasar dari penguatan setelah rilis kenaikan peringkat utang dari S&P, sementara dollar di pasar global cenderung menguat didukung data retail sales AS yang solid dan pelemahan tajam euro. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,385 dan 14,435, sementara support di level Rp14,220 dan Rp14,173.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Building Permits pada Selasa malam; disambung dengan rilis FOMC Statement dan pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan di level <2.50%; berikutnya data Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis MPC Official Bank Rate Votes dan pengumuman Official Bank Rate MPC Inggris pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.75%; ditutup dengan data German Flash Manufacturing PMI pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Meeting Minutes RBA Australia pada Senin pagi; disambung dengan rilis Monetary Policy Statement BOJ pada Kamis pagi, serta pengumuman BI 7-Day Repo Rate pada Kamis sore yang diperkirakan antara bertahan di level 6.00% atau dipangkas ke 5.75%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum rebound menguat ke level 1 minggu tertingginya oleh rilis data retail sales AS yang solid yang agak meredakan kekhawatiran pasar atas pelambatan ekonomi AS, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat ke 97.57. Sementara itu, pekan lalu Euro terhadap dollar terpantau merosot ke 1.1208. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1347 dan kemudian 1.1390, sementara support pada 1.1125 dan 1.1108.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2586 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2761 dan kemudian 1.2811, sedangkan support pada 1.2558 dan 1.2476. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat terbatas ke level 108.55.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.93 dan 110.68, serta support pada 107.76 serta level 106.87. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6870. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7048 dan 0.7069, sementara support level di 0.6826 dan 0.6666.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed di tengah naiknya tensi geopolitik di Timur Tengah dengan adanya penyerangan 2 kapal tanker serta adanya demo yang rusuh di Hong Kong. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 21116. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21298 dan 22190, sementara support pada level 20290 dan lalu 20205. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 27118. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27857 dan 28428, sementara support di 26672 dan 26575.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dengan data solid penjualan retail AS dan di antara harapan investor akan adanya penurunan suku bunga the Fed di tahun ini. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 26090.68, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 26244 dan 26471, sementara support di level 24680 dan 24321. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2886.98, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2910 dan 2937, sementara support pada level 2728 dan 2681.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berakhir masih menguat di sekitar level 14 minggu tertingginya namun tergerus akhir minggu oleh kuatnya data penjualan eceran AS menjelang pertemuan the Fed minggu mendatang, sehingga harga emas spot menguat ke level $1341.20 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1357 dan berikut $1364, serta support pada $1319 dan $1274.

Isyu situasi global, seperti kemungkinan kapan dimulainya pemangkasan suku bunga the Fed yang mungkin akan diikuti bank sentral global lainnya, sering menjadi perhatian para pelaku pasar. Gejolak pasar ini apakah harus disikapi dengan tindakan mundur dari pasar atau justru saatnya terjun memanfaatkan peluang menjadi topik diskusi yang ramai di antara para investor. Para pelaku investasi saling silang pendapat di mass media dan forum diskusi. Ini sering membingungkan para investor individual dalam menentukan strategi investasi mereka. Gabung saja menjadi member vibiznews dan Anda akan memperoleh secara rutin harian pandangan pasar dan rekomendasi aksi pasar berikutnya. Dengan tingkat akurasi yang menarik, investor harusnya akan banyak diuntungkan dengan cara yang cerdas dan praktis. Terima kasih telah bersama dengan kami yang merupakan partner demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here