Vibiz Market Mover : Pengaruh Boris Johnson, Perang Dagang AS-China dan Dolar AS

1395

(Vibiznews – Market Mover) Terpilihnya Boris Johnson menjadi perdana menteri Inggris yang baru menjadi salah satu penggerak pasar dalam waktu dekat ini. Boris Johnson bersikeras menyatakan bahwa Inggris harus meninggalkan Uni Eropa pada batas waktu 31 Oktober “apa pun yang terjadi. Meninggalkan tanpa kesepakatan akan berarti pemisahan segera dari Uni Eropa tanpa periode transisi yang memungkinkan bisnis menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar blok perdagangan. Ini juga berarti bahwa Inggris harus kembali ke aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan tarif impor otomatis yang dapat menekan perdagangan dan konsumsi negara tersebut.

Apa pengaruh terpilihnya Boris Johnson bagi pasar global? Pengaruh paling dirasakan terhadap pasar forex, khususnya mata uang poundsterling. Poundsterling tertekan sebelum pemilihan karena kekhawatiran terjadinya Brexit tanpa kesepakatan. Namun saat diumumkan Boris menang, kerugian mulai dibatasi karena sudah muncul harapan kepastian Brexit. Jika pada minggu ini pernyataan-pernyataan Boris memberikan optimisme Brexit, maka akan semakin menguatkan Poundsterling.

Penggerak pasar selanjutnya adalah rencana pertemuan perwakilan dagang Amerika Serikat dan China dalam minggu-minggu ini. Para perunding AS akan segera menuju China untuk berdiskusi antara Jumat ini hingga Kamis 1 Agustus mendatang. Dengan demikian pasar akan terus mencermati perkembangan seputar pertemuan dagang kedua negara besar ini.

Apa pengaruhnya bagi pasar? Awal dari kabar ini memberikan harapan positif dapat dicapainya kesepakatan dagang. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan pelonggaran pembatasan bagi Huawei China dengan imbalan China membeli produk pertanian AS. Maka diharapkan muncul kesepakatan-kesepakatan lainnya. Pengaruhnya memberikan dorongan positif bagi Bursa saham Wall Street, dan akan memberikan dukungan bagi bursa saham global lainnya.

Faktor penting penggerak lainnya adalah Dolar AS, baik sentiment-sentimen yang menggerakkan dollar AS maupun pergerakan dollar AS itu sendiri. Tercapainya kesepakatan Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin kongres AS untuk perpanjangan dua tahun dari batas utang mengangkat dolar hari ini dan beberapa hari ke depan. Demikian juga pelemahan poundsterling akibat kekhawatiran efek terpilihnya Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris yang baru dan pelemahan Euro dengan prediksi ECB tidak menaikkan suku bunganya, dapat menguatkan dolar AS.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here