(Vibiznews – Commodity) Harga minyak melemah pada hari Senin (02/09) seiring berlakunya tarif baru yang dikenakan oleh Amerika Serikat dan China, meningkatkan kekhawatiran pelemahan pertumbuhan global dan permintaan minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka WTI AS turun 7 sen menjadi $ 55,03 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 16 sen menjadi $ 59,09 per barel pada 1020 GMT.
Amerika Serikat mulai memberlakukan tarif 15% untuk berbagai barang China pada hari Minggu – termasuk alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar – saat China memberlakukan bea masuk baru terhadap minyak mentah AS, peningkatan terbaru dalam perang dagang yang terus berlangsung.
Presiden A.S. Donald Trump mengatakan kedua belah pihak masih akan bertemu untuk pembicaraan bulan ini. Dam tulisannya di twitter, Trump mengatakan tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap China dan sekali lagi mendesak perusahaan-perusahaan Amerika untuk mencari pemasok alternatif di luar China.
Retribusi Beijing sebesar 5% pada minyak mentah AS menandai pertama kalinya bahan bakar telah ditargetkan sejak dua ekonomi terbesar dunia memulai perang dagang mereka lebih dari setahun yang lalu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi lemah terpengaruh kekhawatiran perlambatan ekonomi globak dan pelemahan permintaan minyak seiring diberlakukannya tarif AS dan China. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 54,50-$ 54,00, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 55,50-$ 56,00.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting