(Vibiznews – Commodity) Harga minyak melonjak pada hari Rabu (04/09), terdorong berita positif dari sektor jasa China, setelah tiga hari merugi karena kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi global.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 2,65%, pada $ 55,37 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,35%, pada $ 59,61 per barel.
Data A.S. yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan aktivitas manufaktur merosot pada bulan Agustus untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, sementara aktivitas zona Eropa menyusut untuk bulan ketujuh.
Pasar global rebound setelah survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas di sektor jasa China berkembang pada laju tercepat dalam tiga bulan pada Agustus karena pesanan baru naik, mendorong kenaikan terbesar dalam perekrutan dalam lebih dari setahun.
China adalah konsumen minyak terbesar kedua dan importir terbesar di dunia.
Tetapi Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa memperingatkan bahwa ia akan “lebih keras” di Beijing dalam masa jabatan kedua jika pembicaraan perdagangan berlarut-larut, menambah kekhawatiran pasar bahwa perselisihan perdagangan antara kedua negara dapat memicu resesi A.S.
Data yang akan dirilis minggu ini untuk persediaan minyak A.S. akan ditunda sehari hingga Rabu dan Kamis karena libur Hari Buruh AS pada hari Senin.
Pasokan minyak mentah AS diperkirakan telah menurun untuk minggu ketiga berturut-turut, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan pada hari Selasa.
Sebagai tanda kemungkinan berkurangnya ketegangan selama berbulan-bulan di Teluk yang kaya energi, televisi pemerintah Iran melaporkan pada hari Rabu bahwa Teheran akan membebaskan tujuh anggota awak kapal tanker berbendera Inggris yang ditahan Stena Impero.
Kapal itu ditangkap dua minggu setelah Inggris menahan sebuah kapal tanker Iran dari wilayah Gibraltar yang dibebaskan pada Agustus.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah berpotensi naik dengan menguatnya sektor jasa China, juga jika dinihari nanti data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh API menurun akan menguatkan harga minyak. Namun perlu dicermati perkembangan perang dagang AS-China, yang jika muncul sentimen negatif akan menekan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 55,90-$ 56,40, dan jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 54,90-$ 54,40.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting