Market Outlook, 23-27 September 2019

1788

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi cukup tajam di antaranya dipimpin emiten besar rokok yang tertekan karena kenaikan cukai serta oleh turunnya kinerja ekspor Agustus, sementara bursa kawasan Asia umumnya variatif di antara gunjang-ganjingnya perkembangan negosiasi dagang. Secara mingguan IHSG ditutup melemah signifikan 1.63% ke level 6,231.473. Untuk minggu berikutnya (23-27 September 2019), IHSG kemungkinan masih konsolidatif rendah sekitar level 6200’an, sembari mencari peluang untuk rebound, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6414 dan kemudian 6468, sedangkan support level di posisi 6193 dan kemudian 6149.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau terkoreksi setelah rally 4 minggu sebelumnya dengan rebound terbatas di separuh pekan terakhir setelah BI memangkas suku bunga acuan BI 7-DRRR ke 5.25%, sehingga secara mingguan melemah 0.64% ke level Rp 14,055. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan agak terbatas pergerakannya dengan bias arah turun dalam range antara resistance di level 14,150 dan 14,235, sementara support di level Rp13,975 dan Rp13,905.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Final GDP q/q serta FOMC Press Conference pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m dan Philly Fed Manufacturing Index pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Flash Manufacturing PMI pada Senin sore; diikuti dengan rilis pidato ECB President Draghi pada Senin dan Kamis malam, juga pidato BOE Governor Carney pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman Official Cash Rate RBNZ pada Kamis pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.00%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum masih menguat dalam pasar yang fluktuatif di tengah kurang jelasnya arah kebijakan moneter the Fed setelah memangas suku bunganya, dimana indeks dolar AS secara mingguan menguat tipis ke 98.51. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau melemah tipis ke 1.1018. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1166 dan kemudian 1.1229, sementara support pada 1.0926 dan 1.0841.

Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2479 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2583 dan kemudian 1.2735, sedangkan support pada 1.2391 dan 1.2210. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 107.56.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 108.48 dan 109.32, serta support pada 106.62 serta level 105.59. Sementara itu, Aussie dollar terpantau terperosok ke level 0.6769. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6895 dan 0.6917, sementara support level di 0.6687 dan 0.6676.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum variatif dengan bias menguat di antara maju mundurnya dinamika negosiasi dagang AS – China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 22,079. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22255 dan 22362, sementara support pada level 21743 dan lalu 21145. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir turun ke level 26,435. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28275 dan 28302, sementara support di 26283 dan 25249.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir melemah setelah kontingen China memangkas waktu kunjungannya ke AS yang meredam harapan terhadap pembicaraan dagang AS – China. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 26,935.07, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27306 dan 27364, sementara support di level 26717 dan 25978. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2,992.03, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3017 dan 3027, sementara support pada level 2957 dan 2891.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau rebound kembali terangkat oleh memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah, sehingga harga emas spot rebound lagi ke level $1,516.77 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1524 dan berikut $1557, serta support pada $1483 dan $1475.

Seorang investor ketika memilih instrumen investasinya dan kemudian masuk ke pasar tentunya berharap akan memperoleh profit dari keputusan investasinya tersebut. Harapan. Itu sesuatu yang begitu memengaruhi pandangan investor. Harapan yang diwarnai oleh ekspektasi dan tidak jarang disertai analisis yang bias. Kalau Anda ingin kenal pasar –memang sangat sulit untuk mengenalnya—harus tahu seperti apa ekspektasi pasar hari-hari ini. Vibiznews.com telah siap sejak lama ingin memperkenalkan Anda kepada pasar secara lebih dalam, karena kami ada sebagai partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here