Market Outlook, 21–25 October 2019 “Brexit Deal, Lalu?”

1988

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat signifikan dengan rally 6 hari berturut-turut secara bertahap menjelang pelantikan Presiden Joko Widodo dan sentimen penguatan bursa regional, sementara bursa kawasan Asia umumnya menguat antara lain dengan perkembangan deal-nya Brexit. Secara mingguan IHSG ditutup menguat signifikan 1.41% ke level 6,191.947. Untuk minggu berikutnya (21-25 Oktober 2019), IHSG kemungkinan masih dalam bias positif walau siap dihadang aksi profit taking, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6230 dan kemudian 6276, sedangkan support level di posisi 6018 dan kemudian 5988.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau melemah tipis dalam pasar yang agak konsolidatif dalam 3 minggu terakhir, sehingga secara mingguan melemah terbatas 0.04% ke level Rp 14,145. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih bergerak dalam range terbatas, dengan bias penguatan rupiah, dalam range antara resistance di level 14,185 dan 14,223, sementara support di level Rp14,055 dan Rp13,975.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Flash Manufacturing PMI dan pengumuman Main Refinancing Rate ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.00%; diikuti dengan rilis German Ifo Business Climate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman bunga acuan BI 7-DRRR pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 5.25%, walau kemungkinan masih ada room untuk pemangkasan bunga 25-50 bps lagi.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah di minggunya yang ketiga oleh melejitnya euro dan pound sterling karena terdapatnya kesepakatan Brexit yang mendongkrak harapan Eropa dapat lolos dari resesi, dimana indeks dolar AS secara mingguan melemah tajam ke 97.28. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat tajam ke 1.1171, di posisi sekitar 7 minggu tertingginya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1229 dan kemudian 1.1251, sementara support pada 1.0991 dan 1.0879.

Pound sterling minggu lalu terlihat melejit ke level 1.2971 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3042 dan kemudian 1.3178, sedangkan support pada 1.2515 dan 1.2198. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir stabil di di level 108.42.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 108.94 dan 109.32, serta support pada 107.84 serta level 106.48. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat signifikan ke level 0.6856. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6895 dan 0.6917, sementara support level di 0.6723 dan 0.6687.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terpicu deal Brexit walau agak tertahan data pertumbuhan ekonomi China yang di bawah ekspektasi. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melompat ke level 22,492. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22698 dan 22960, sementara support pada level 21658 dan lalu 21308. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir naik ke level 26,719. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27212 dan 27366, sementara support di 26386 dan 25521.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir melemah oleh laporan earnings emiten yang mengecewakan dan rilis retail sales AS yang rendah. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 26,770.20, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27120 dan 27272, sementara support di level 26140 dan 25978. Index S&P 500 minggu lalu melemah tipis ke level 2,986.20, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3017 dan 3027, sementara support pada level 2963 dan 2892.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat meski agak terbatas, masih tertopang kekhawatiran pelambatan ekonomi global, ketidakjelasan nego dagang AS-China, dan pelemahan dollar, sehingga harga emas spot menguat tipis ke level $1,490.57 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1514 dan berikut $1519, serta support pada $1474 dan $1459.

Apa yang terjadi di pasar global nyatanya memiliki kaitan erat dengan pasar domestik. Volatilitas pasar investasi global jelas berpengaruh di sini. Investor lokal dituntut memiliki juga pengetahuan akan situasi pasar dunia secara intense dari waktu ke waktu. Hal ini, untuk sebagian investor awam, tidak mudah dipahami. Memang pasar internasional bukan perkara mudah untuk dimengerti. Diperlukan pengenalan pasar yang secara konsisten harus dimonitor terus. Di sinilah kelebihan dari vibiznews.com sebagai media investasi online lokal dengan coverage global secara intense. Anda cukup tinggal mengikuti ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan kami. Jadi mudah bukan? Terima kasih bagi Anda yang telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here