(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rebound searah dengan indeks saham regional, walau dikoreksi profit taking di dua hari terakhir, sementara bursa kawasan Asia menguat dalam sentimen positif penandatanganan damai dagang. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.27% ke level 6,291.657. Untuk minggu berikutnya (20-24 Januari 2020), IHSG kemungkinan masih di sekitar rentang konsolidasi 4 minggu terakhirnya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6348 dan kemudian 6375, sedangkan support level di posisi 6218 dan kemudian 6139.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau berlanjut perkasa dengan rally tujuh minggu berturut-turut, berada di level 23 bulan tertingginya sejak Februari 2018, sementara dollar global naik perlahan, sehingga rupiah secara mingguan menguat cukup tajam 0.85% ke level Rp 13,645. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berupaya merangkak, atau koreksi terbatas bagi rupiah, dalam range antara resistance di level Rp13,743 dan Rp13,870, sementara support di level Rp13,620 dan Rp13,570.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Kamis malam; disambung dengan rilis Flash Manufacturing PMI pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Rabu sore; diikuti dengan rilis ECB Main Refinancing Rate pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.00%; ditutup dengan pidato ECB President Lagarde, Flash Manufacturing PMI Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data BOJ Monetary Policy Statement pada Selasa pagi; diteruskan dengan pengumuman BI 7-Day Repo Rate pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 5.00%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat terutama oleh rilis data ekonomi AS yang solid seperti retail sales dan homebuilding, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat terbatas ke 97.61. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau terkoreksi ke 1.1091. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1208 dan kemudian 1.1241, sementara support pada 1.1065 dan 1.0981.
Pound sterling minggu lalu terlihat melemah tipis ke level 1.3010 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3285 dan kemudian 1.3515, sedangkan support pada 1.2905 dan 1.2877. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 110.14. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.29 dan 110.69, serta support pada 109.01 serta level 107.64. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6874. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6958 dan 0.7032, sementara support level di 0.6847 dan 0.6837.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan adanya penandatanganan damai dagang AS – China phase one dan GDP China yang sesuai ekspektasi. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 24,041. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 24115 dan 24286, sementara support pada level 22951 dan lalu 22726. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 29,056. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29149 dan 29480, sementara support di 27857 dan 27792.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau kembali mencetak rekor oleh data ekonomi AS dan global yang dinilai solid. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 29,348.10, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 29373 dan 29500, sementara support di level 28789 dan 28376. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,329.62, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3400 dan 3500, sementara support pada level 3260 dan 3212.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi setelah rally 5 minggu, tertekan dengan indeks saham yang menanjak oleh optimisme pasar atas ekonomi global, sehingga harga emas spot terkoreksi 0.30% ke level $1,557.47 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1611 dan berikut $1616, serta support pada $1536 dan $1510.
Pada awal tahun ketegangan geopolitik antara AS – Iran memanas, lalu isyu itu mereda. Perang dagang AS – China sering kali memanas sampai awal tahun ini, lalu mereda dengan phase one deal. Pasar pun naik turun karena isyu-isyu tersebut. Jadi dapat disimpulkan sentimen penggerak pasar tidak selalu bullish ataupun bearish, akan ada masanya berubah. Demikian juga pergerakan harga pasar tidak selalu meningkat, akan ada masanya menurun. Kapan naik dan kapan turun inilah yang perlu dicermati dengan megikuti perkembangan sentimen. Karena itu ikuti perkembangan sentimen, data ekonomi, harga dan faktor penggerak lainnya di vibiznews.com, website investasi yang menyajikan sumber dan informasi yang akan menemani Anda pembaca setia Vibiznews. Sukses bersama Anda sepanjang minggu ini. Selamat berkarya!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido