Gejolak Wabah Coronavirus Pengaruhi Pasar Investasi; Market Outlook, 27-31 January 2020

1169

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi pada minggu lalu diwarnai dengan gejolak kekhawatiran atas merebaknya wabah coronavirus yang berasal dari Wuhan, China. Berita terakhir sudah 41 orang yang meninggal di China dan penyakit tersebut dikonfirmasikan sudah mencapai Amerika juga. Terpantau bursa saham global melemah, baik di Asia, Wall Street, maupun Indonesia yang mengikuti sentimen regional. Sedangkan, permintaan safe haven assets meningkat yang di antaranya menguatkan yen Jepang dan spot emas dunia.

Sementara itu, rupiah terus perkasa di minggunya yang kedelapan dan dinobatkan sebagai mata uang terbaik di dunia.

Minggu berikutnya, isyu wabah penyakit virus corona ini nampaknya masih akan mendominasi pergerakan pasar. Lalu, bagaimana prakiraan dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 27-31 January 2020.

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi searah dengan indeks saham regional, walaupun di 2 hari terakhir berupaya rebound terbatas, yang membawa indeks ke area konsolidasinya dalam 5 minggu terakhir. Sementara itu, bursa kawasan Asia melemah di antara kekhawatiran merebaknya wabah coronavirus dari Wuhan China. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0.76% ke level 6,244.109. Untuk minggu berikutnya (27-31 Januari 2020), IHSG kemungkinan masih di sekitar rentang konsolidasinya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6312 dan kemudian 6348, sedangkan support level di posisi 6218 dan kemudian 6139.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau berlanjut perkasa dengan rally delapan minggu berturut-turut, ke level 23 bulan tertinggi barunya sejak Februari 2018, disebabkan oleh derasnya dana asing ke pasar keuangan Indonesia yang disebutkan BI sebesar Rp25 triliun dari awal tahun ini. Sementara itu, dollar global berupaya naik terbatas, sehingga rupiah secara mingguan menguat 0.47% ke level Rp 13,573. Rupiah disebutkan sebagai mata uang terbaik sedunia, dengan kenaikan 2,2% dari awal tahun. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih bias turun, atau penguatan bertahap bagi rupiah, dalam range antara resistance di level Rp13,730 dan Rp13,743, sementara support di level Rp13,570 dan Rp13,493.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Durable Goods Orders m/m dan CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis FOMC Statement dan Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan di level <1.75%; berikutnya data Advance GDP q/q pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Senin sore; diikuti dengan rilis Monetary Policy Summary dan Official Bank Rate BOE pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.75%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data CPI q/q Australia pada Selasa pagi; diteruskan dengan rilis Manufacturing PMI China pada Jumat pagi.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat agak terbatas karena tertahan penguatan yen sebagai safe haven di tengah ketakutan investor atas mewabahnya virus Corona, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat terbatas ke 97.88. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau terkoreksi ke 1.1025, di level 7 minggu terendahnya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1174 dan kemudian 1.1208, sementara support pada 1.0981 dan 1.0941.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat tipis ke level 1.3073 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3285 dan kemudian 1.3515, sedangkan support pada 1.2905 dan 1.2877. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 109.29.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.29 dan 110.69, serta support pada 109.01 serta level 107.64. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6824. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6934 dan 0.6958, sementara support level di 0.6797 dan 0.6752.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah dalam kekhawatiran pasar atas wabah coronavirus dari China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 23,827. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 24115 dan 24286, sementara support pada level 22951 dan lalu 22726. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 27,949. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28492 dan 29149, sementara support di 27706 dan 27405.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau tergerus melemah setelah berita bertambahnya kasus coronavirus di Amerika yang mendorong investor profit taking. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah ke level 28,989.73, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 29373 dan 29500, sementara support di level 28789 dan 28376. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 3,295.47, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3338 dan 3450, sementara support pada level 3260 dan 3212.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau rebound kembali, ke level 2 minggu tertingginya, didorong naiknya permintaan safe haven asset oleh bertambahnya korban virus corona, sehingga harga emas spot menguat ke level $1,571.45 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1598 dan berikut $1611, serta support pada $1536 dan $1510.

Pasar yang bergejolak terus belakangan ini, termasuk karena wabah virus corona, membuat sejumlah forum diskusi digiatkan di antara kalangan investor. “Pasar ini sebenarnya mau ke mana?” begitu yang sering jadi topik hangat diskusi. Memang benar, hanya si pasar sendiri yang tahu pergerakan pasar. Namun demikian, perilaku pasar dapat dipelajari juga, bukan? Bagi mereka yang telah lama berpengalaman merasakan denyut naik turunnya pasar, biasanya akan cukup bijak untuk melihat pasar dari sudut “bird-eye view”. Vibiznews.com pastinya punya kapabilitas itu sebagai media spesialisasi investasi yang berpengalaman. Mari bersama kami memanfaatkan gerak pasar dan jadilah investor yang ‘profitable’. Tetaplah bersama kami, Anda akan terbantu dalam pengambilan keputusan investasi Anda. Terima kasih pembaca karena telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here