(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu masih tetap didominasi ketakutan atas epidemi virus corona yang memburuk, dengan jumlah korban yang melompat jauh karena data yang tidak transparan dari pemerintah China selama ini. Berita resmi terakhirnya sudah 1523 orang yang meninggal dan 66,500 lebih orang terinfeksi di China dan menyebar ke 28 negara. Sementara itu, sejumlah data ekonomi AS kembali menunjukkan ekonomi Amerika yang tetap solid.
Minggu berikutnya, isyu wabah penyakit virus corona ini nampaknya masih akan mewarnai pergerakan pasar, memberikan dorongan kecenderungan investor mengincar aset safe haven. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 17-21 February 2020.
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah tajam ke posisi 9 bulan terendahnya agak searah bursa saham regional. Sementara itu, bursa kawasan Asia agak variatif dan masih dilanda kekhawatiran dengan bertambah banyaknya kasus virus corona. Secara mingguan IHSG ditutup melemah tajam 2.21% ke level 5,866.945. Untuk minggu berikutnya (17-21 Februari 2020), IHSG kemungkinan masih dibayangi sentimen negatif, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6005 dan kemudian 6078, sedangkan support level di posisi 5843 dan kemudian 5767.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau fluktuatif naik turun pergerakannya dan berakhir flat saja, sementara dollar global terus perkasa sepekannya, sehingga rupiah secara mingguan melandai 0.0% ke level Rp 13,675. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan konsolidatif, dengan kemungkinan pergerakan terbatas dan bias negatif bagi rupiah, dalam range antara resistance di level Rp13,770 dan Rp13,861, sementara support di level Rp13,573 dan Rp13,493.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Kamis malam; berikutnya data Flash Manufacturing PMI pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diikuti dengan rilis Retail Sales Inggris pada Kamis sore; diakhiri dengan Flash Manufacturing PMI Jerman dan Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Meeting Minutes RBA (Australia) pada Rabu pagi; diteruskan dengan pengumuman BI 7-DRRR pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 5.00%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terus menanjak di level 4 bulan lebih tertingginya, terakhir didukung oleh anjloknya euro karena prospek ekonomi Eropa yang suram ditambah isyu wabah virus, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melejit ke 99.12. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau melemah tajam ke 1.0831, level 2,5 tahun terendahnya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.0958 dan kemudian 1.1097, sementara support pada 1.0571 dan 1.0495.
Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3047 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3216 dan kemudian 1.3285, sedangkan support pada 1.2872 dan 1.2769. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 109.79. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.30 dan 110.69, serta support pada 108.31 serta level 107.64. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.6713. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6775 dan 0.6934, sementara support level di 0.6656 dan 0.6527.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum variatif dengan pasar yang naik turun dalam menyikapi kekhawatiran wabah virus corona. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 23,687. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23995 dan 24115, sementara support pada level 23241 dan lalu 22775. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 27,815. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27978 dan 28492, sementara support di 27029 dan 26642.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat oleh laporan earnings emiten yang baik dan data ekonomi AS yang solid, sempat cetak rekor lalu terkoreksi. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 29,398.08, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 29568 dan 29700, sementara support di level 28995 dan 28697. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,380.16, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3385 dan 3400, sementara support pada level 3313 dan 3212.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menanjak lagi oleh naiknya permintaan safe haven, oleh kekhawatiran atas epidemi virus corona, sehingga harga emas spot menguat 0,56% ke level $1,583.55 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1590 dan berikut $1598, serta support pada $1547 dan $1536.
Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global, apakah itu mengenai penetapan suku bunga atau program stimulus, begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu kapan lagi penurunan suku bunga di antara risiko pelambatan ekonomi global merupakan satu major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar, misalnya wabah epidemi virus corona itu. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail. Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido