Pandemi Virus Corona: Investor Memilih Likuiditas dan Safe Haven – Market Outlook by Alfred Pakasi, 2-6 March 2020

1238

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu masih tetap didominasi ketakutan atas cepatnya penyebaran epidemi virus corona, dengan jumlah korban yang terus meningkat di berbagai negara. Berita resmi terakhirnya sudah sekitar 2900 orang yang meninggal dan 79,250 orang terinfeksi di China, 84 ribu lebih di luar China, dan menyebar ke 51 negara. Investor global banyak yang keluar pasar dan memilih likuiditas untuk keamanan serta memilih safe haven assets. Mata uang yen sebagai safe haven currency melaju, namun harga emas terkoreksi profit taking.

Minggu berikutnya, isyu wabah penyakit virus corona ini nampaknya masih akan terus mewarnai pergerakan pasar, dengan risiko pelambatan ekonomi global, yang membuat investor semakin berhati-hati. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 2-6 March 2020.

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah tajam ke posisi sekitar 3 tahun terendahnya ditekan aksi jual investor yang mengambil posisi aman, terseret juga sentimen negatif kawasan. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah dalam kekhawatiran atas cepatnya penyebaran wabah virus di luar China. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 7.30% ke level 5,452.704. Untuk minggu berikutnya (2-6 Maret 2020), IHSG kemungkinan akan berupaya rebound karena sudah dalam tertekan di oversold area-nya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5814 dan kemudian 5960, sedangkan support level di posisi 5288 dan kemudian 5228.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau melemah ke level 7,5 bulan terendahnya dengan banyaknya dana keluar untuk pengamanan risiko, sementara dollar global terkoreksi dalam dari keperkasaannya, sehingga rupiah secara mingguan melemah tajam 3.45% ke level Rp 14,348. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih dalam uptrend, kemungkinan pergerakan bias negatif bagi rupiah, dalam range antara resistance di level Rp14,355 dan Rp14,435, sementara support di level Rp14,055 dan Rp13,873.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; disambung dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Non-Manufacturing PMI pada Rabu malam; berikutnya data Non-Farm Employment Change, Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis pidato BOE Governor Carney pada Jumat dini hari.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman RBA Rate Statement pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 0.75%.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum terkoreksi ke sekitar 3 minggu terendahnya, tertekan oleh penguatan yen ke 7 minggu terkuatnya vs USD, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 98.13. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat tajam ke 1.1027. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1097 dan kemudian 1.1174, sementara support pada 1.0855 dan 1.0777.

Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2820 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3216 dan kemudian 1.3285, sedangkan support pada 1.2727 dan 1.2769. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 108.08.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 112.22 dan 112.41, serta support pada 107.50 serta level 107.03. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6510. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6640 dan 0.6775, sementara support level di 0.6245 dan 0.6073.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah tajam oleh investor yang memilih likuiditas untuk keamanan risiko dalam ketakutan penyebaran pesat wabah virus corona di luar China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah tajam ke level 21,142. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22456 dan 22950, sementara support pada level 20916 dan lalu 20554. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah tajam ke level 26,130. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28055 dan 28492, sementara support di 25989 dan 25521.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau merosot kembali oleh kekhawatiran investor atas dampak pelambatan ekonomi karena penyebaran wabah virus corona. Indeks Dow Jones secara mingguan melemah signifikan ke level 25,409.36, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 27542 dan 28403, sementara support di level 24681 dan 24323. Index S&P 500 minggu lalu merosot ke level 2,945.22, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3182 dan 3260, sementara support pada level 2855 dan 2835.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi dari level 7 tahun tertingginya oleh aksi profit taking investor yang memilih likuiditas dalam kekhawatiran penyebaran wabah virus yang cepat, sehingga harga emas spot melemah tajam 5,20% ke level $1,585.40 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1660 dan berikut $1689, serta support pada $1565 dan $1547.

Variasi pasar cukup konsisten menampakkan dirinya belakangan ini. Sejumlah pasar aset ada yang tampil bearish, tapi yang lain ada yang dalam rally. Gejolak pasar kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here