Rebound Datang vs Dampak Ekonomi Covid-19 — Market Outlook, 30 March – 3 April 2020

1441

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan masifnya paket-paket stimulus yang digelontorkan berbagai negara, termasuk dari AS senilai US$ 2 triliun, meskipun kekhawatiran investor atas dampak penurunan ekonomi global karena Covid-19 masih terus membayangi. Berita resmi terakhirnya korban virus sudah sekitar 27,400 orang meninggal dan 597,300 orang terinfeksi di dunia, dan menyebar ke 199 negara. Pasar saham dunia sebagian rebound kuat, meskipun dalam pergerakan volatilitas tinggi. Investor global memilih antara kembali ke bursa saham atau menjaga safe haven, sehingga indeks saham rebound, US dollar melemah, dan harga emas dunia menanjak lagi.

Minggu berikutnya, isyu campuran antara program stimulus dan pandemi Covid-19 masih akan mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 30 March – 3 April 2020.

 

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rebound tajam di 2 hari terakhirnya sebesar 15% searah dengan bursa regional oleh sentimen positif pasar dengan digelontorkonnya paket stimulus jumbo dari AS serta program-program stimulus dari dalam negeri. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat walau masih agak variatif. Secara mingguan IHSG ditutup rebound tajam 10.72% ke level 4,545.571. Untuk minggu berikutnya (30 Maret – 3 April 2020), IHSG kemungkinan berpeluang melanjutkan rebound walau akan dibayangi profit taking pendek. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 4937 dan kemudian 5364, sedangkan support level di posisi 3911 dan kemudian 3837.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau berupaya rebound kuat dan memangkas kerugian minggu sebelumnya oleh masuknya kembali dana-dana asing, sementara dollar global juga dalam koreksi, sehingga rupiah secara mingguannya memangkas pelemahannya menjadi -1.35% ke level Rp 16,140. Namun rupiah berhasil meninggalkan posisi terlemahnya di Rp16,640/USD dan tercatat sebagai mata uang terkuat di kawasan Asia terhadap USD pada akhir minggu. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan menurun, atau bias positif lanjutan bagi rupiah, dalam range antara resistance di level Rp16,640 dan Rp16,950, sementara support di level Rp15,925 dan Rp15,097.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ADP Non-Farm Employment Change, Manufacturing PMI pada Rabu malam; disambung dengan rilis Unemployment Claims pada Kamis malam; berikutnya data Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Current Account Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis Final Services PMI Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China pada Selasa pagi.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum terkoreksi ke level 4 tahun terendahnya oleh masifnya paket stimulus dari berbagai pemerintah negara dan bank sentral yang meredakan guncangan di pasar global, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah tajam ke 98.36. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat tajam ke 1.1143. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1238 dan kemudian 1.1494, sementara support pada 1.0637 dan 1.0571.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat tajam ke level 1.2439 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2978 dan kemudian 1.3201, sedangkan support pada 1.1466 dan 1.1414. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 107.94.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.50 dan 112.22, serta support pada 106.76 serta level 105.14. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.6165. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6328 dan 0.6686, sementara support level di 0.5701 dan 0.5507.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terangkat dengan besarnya paket stimulus dari AS dan berbagai negara, walau agak mixed dengan masih kuatnya kekhawatiran pasar atas arah perekonomian selanjutnya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 19,389. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20347 dan 21720, sementara support pada level 17197 dan 16358. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23,484. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24184 dan 25561, sementara support di 21139 dan 20304.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat signifikan dengan disepakatinya program stimulus senilai US$ 2 triliun meskipun di hari terakhir ada koreksi oleh banyaknya kasus virus corona di AS. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat tajam ke level 21,636.78, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21768 dan 23190, sementara support di level 19649 dan 18213. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2,541.27, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2637 dan 2711, sementara support pada level 2344 dan 2191.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau lanjut menguat sebagai safe haven karena dampak negatif ekonomi dari Covid-19 menaikkan permintaannya kembali, sehingga harga emas spot menguat tajam 3,74% ke level $1,626.15 per troy ons. Ini merupakan gain mingguan terbaiknya sejak 2008. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1650 dan berikut $1703, serta support pada $1553 dan $1451.

Variasi pasar kembali menampakkan dirinya belakangan ini. Di tengah cepatnya penyebaran wabah Covid-19 dan upaya berbagai negara menggelontorkan program stimulus untuk mengamankan perekonomian, sebagian pasar tampil dalam gerak fluktuatif. Gejolak pasar sendiri kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode -seperti yang kerap terjadi belakangan ini- dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here