(Vibiznews-Commodity) Harga emas berwarna hijau pada hari ini, dengan turunnya dolar AS ditengah munculnya sikap “risk-on” di pasar saham global.
Metal kuning saat ini diperdagangkan di $1,710, mengalami kenaikan 0.16% pada perdagangan setengah hari ini. Harga emas sempat mengalami penurunan pada hari Jumat minggu lalu sebanyak 0.12% dan penurunannya dilanjutkan pada hari Senin sebesar 0.96% dan pada hari Selasa 0.15%, yang membuat rekor kerugian emas selama tiga hari berturut-turut sejak pertengahan bulan Maret.
Dolar AS mengalami penjualan secara meluas selama perdagangan sesi Asia dengan indeks dolar AS turun sampai 0.30%.
Melemahnya dolar AS disebabkan oleh karena membaiknya minat terhadap resiko di pasar keuangan, yang terlihat dari kenaikan indeks S&P 500 sebanyak 1%. Dengan tidak adanya kabar buruk yang baru, maka assets beresiko menarik perhatian dan memukul dolar AS. Turunnya dolar AS pada gilirannya membawa kenaikan bagi emas lebih tinggi lagi setelah diluncurkannya stimulu moneter dan fiskal tanpa batas oleh para otoritas di dunia.
Membaiknya sentimen pasar disebabkan juga karena optimisme akan melambatnya penyebaran coronavirus dan pergerakan untuk membuka kembali perekonomian disebagian tempat di dunia.
Namun memasuki perdagangan sesi Eropa, menjelang dikeluarkannya data ekonomi GDP AS, emas turun sedikit meskipun berhasil bertahan diatas dari $1,700. Laporan GDP AS diperkirakan akan menunjukkan bahwa aktifitas ekonomi AS terkontraksi tajam sebanyak 4.0% setahun selama kuartal pertama 2020 ditengah “lockdown” karena coronavirus. Buruknya data ekonomi AS dapat membuat munculnya kembali arus “safe-haven” terhadap dolar AS yang mengancam harga emas.
Kenaikan harga emas akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $1,719.03 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,729.81 dan kemudian $1,743.30. Sedangkan penurunan harga emas akan berhadapan dengan “support” terdekat di $1,694.76 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,681.27 dan kemudian $1,670.49.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
