Pembukaan Ekonomi dan Tensi Dagang AS-China – Market Outlook by Alfred Pakasi, 11-15 May 2020

1799

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan rencana pembukaan perekonomian kembali di AS dan sebagian Eropa, meningkatnya permintaan risk asset, naiknya tensi ketegangan AS – China, serta spekulasi tingkat suku bunga AS akan menjadi negatif pada 2021. Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 4 juta orang terinfeksi di dunia dan lebih dari 276 ribu orang meninggal, dan menyebar ke 212 negara dan teritori. Pasar saham dunia fluktuatif dengan bias menguat, dollar AS dan emas naik secara terbatas, sementara Rupiah kembali tercatat sebagai mata uang terkuat se-Asia di minggu kelimanya.

Minggu berikutnya, isyu antara rencana pembukaan perekonomian, naiknya tensi dagang lanjutan AS-China, dan prospek kebijakan moneter bank sentral dunia akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 11-15 May 2020.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi oleh aksi profit taking investor asing setelah penguatan tajam minggu sebelumnya. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup terkoreksi 2.52% ke level 4,597.430. Untuk minggu berikutnya (11-15 Mei 2020), IHSG kemungkinan di rentang konsolidasinya, dengan peluang rebound di awal minggu. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 4975 dan kemudian 5364, sedangkan support level di posisi 4441 dan kemudian 4317.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau terkoreksi di awalnya kemudian terus cenderung menguat memangkas loss sebelumnya ke bawah level Rp15,000, sementara dollar global bergerak menguat, sehingga rupiah secara mingguannya terkoreksi tipis 0.30% ke level Rp 14,920. Rupiah kembali lagi tercatat sebagai mata uang terkuat di kawasan Asia terhadap USD di akhir minggu, bahkan selama 5 minggu berturut-turut. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan turun, atau bias positif bagi rupiah dalam pergerakan yang agak konsolidatif, dalam range antara resistance di level Rp15,610 dan Rp15,825, sementara support di level Rp14.610 dan Rp14,095.

Dalam rangka mitigasi dampak penyebaran COVID-19, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada pekan lalu menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan terkini perekonomian dan kebijakan yang ditempuh BI, antara lain:

  • Nilai tukar Rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000/USD di akhir tahun. (Sementara sekarang ini sudah di bawah Rp15.000/USD).
  • Inflow Asing ke SBN pada Minggu I Mei 2020, tercatat sebesar Rp1,17 triliun.
  • Inflasi disebutkan terkendali dan rendah. Inflasi bulan April 2020 dirilis BPS sebesar 2,67% (yoy).
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia Tw I 2020 tercatat 2,97% (yoy). Dan ini sudah diprediksi pasar sebelumnya.
  • Mekanisme pengedaran uang kartal adalah melalui koordinasi BI dengan Kementerian Keuangan sesuai prakiraan kebutuhan masyarakat. BI menegaskan tidak akan melakukan pencetakan uang di luar mekanisne lazim. BI memilih kebijakan QE berupa injeksi likuitas ke perbankan dengan jumlah mencapai sekitar Rp503,8 trililun.

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum menguat namun pada akhir minggu mengalami penurunan oleh membaiknya sentimen pasar untuk risk asset menjelang pembukaan perekonomian kembali, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat ke 99.73. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau melemah ke 1.0839. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1019 dan kemudian 1.1148, sementara support pada 1.0726 dan 1.0637.

Pound sterling minggu lalu terlihat melemah tipis ke level 1.2409 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2648 dan kemudian 1.2978, sedangkan support pada 1.2247 dan 1.2164. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah terbatas ke level 106.68.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 108.10 dan 109.39, serta support pada 106.36 serta level 105.14. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.6513. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.6571 dan 0.6686, sementara support level di 0.6252 dan 0.5979.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum variatif dengan bias menguat di tengah berita rencana pembukaan perekonomian dan fluktuatifnya harga minyak mentah dunia. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 20,179. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20366 dan 21720, sementara support pada level 18858 dan 17646. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir terkoreksi ke level 24,230. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24855 dan 26805, sementara support di 22756 dan 21139.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat menjelang pembukaan kembali ekonomi dan rilis data lapangan kerja yang anjlok namun tidak sebesar yang ditakutkan. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 24,331.32, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24765 dan 25020, sementara support di level 22942 dan 22634. Index S&P 500 minggu lalu stabil ke level 2,829.80, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3083 dan 3137, sementara support pada level 2721 dan 2447.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau fluktuatif di antara kekhawatiran gelombang baru wabah virus serta rencana pembukaan ekonomi kembali, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat tipis ke level $1,703.44 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1748 dan berikut $1755, serta support pada $1661 dan $1597.

Pembaca setia, kalau kita perhatikan chart pergerakan harga asset investasi, terlihat periode rally pasar, tiba juga saat untuk aksi profit taking. Investor akan selalu mencari dan menunggu momentum demikian. Itu yang sebagian pelaku pasar lakukan belakangan ini. Sekalipun, mungkin baru rally pendek profit taking sudah dapat dilakukan di tengah ketidakpastian pasar ini. Dengan jalan itulah para fund manager global telah mereguk keuntungan besar mereka. Anda ingin sukses investasi? Siapa yang tidak mau, bukan? Ikuti cara para fund manager berinvestasi mengikuti gelombang trend yang ada. Anda pun bisa sukses demikian. Simak terus karenanya vibiznews.com, website investasi yang paling favorit. Kembali, salam sukses bagi Anda pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here