(Vibiznews – Forex) – Setelah Federal Reserve menyampaikan prospek ekonomi ekonomi yang pesimis, dolar AS bergerak naik dari posisi terendah 3 bulan yang terjadi perdagangan sebelumnya pada awal sesi Asia. Kemudian tertekan kembali oleh laporan meningkatnya kasus baru yang terinfeksi virus covid-19 di beberapa negara bagian AS.
Namun masuki perdagangan sesi Eropa hari Kamis (11/06/2020), posisi dolar AS bergerak naik kembali secara indeks dan juga terhadap beberapa rival utamanya yang beryield tinggi seperti poundsterling dan juga aussie. Sentimen yang terbentuk di pasar keuangan global hari ini beralih kepada aset safe haven yang juga menguntungkan dolar.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, terpantau bergerak kuat ke posisi 96,04 atau sedang naik 0,10 persen dari penutupan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.62 dan sempat turun ke posisi terendah di 95.94 .
Beralihnya minat pasar terhadap aset safe haven dikarenakan pernyataan Ketua the Fed usai pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (FOMC) selama 2 hari yang mengharapkan ekonomi AS akan pulih pada 2021 setelah kontraksi tajam tahun ini karena pandemi coronavirus dan juga mengindikasikan target suku bunga rendah hingga 2022.
Lihat: Fed Pertahankan Suku Bunga Rendah Hingga Tahun 2022
Pergerakan dolar AS yang positif ini membuat beberapa rival utamanya bergerak lemah, terpantau poundsterling Inggris melemah menjadi $ 1,2680 setelah naik di atas $1,280 0 untuk pertama kalinya sejak 12 Maret sehari sebelumnya dalam pair GBPUSD. Demikian dengan aussie dalam pair AUDUSD sedang turun 0,51% ke posisi 0.6947.
Namun sebaliknya terjadi penguatan pada kurs euro yang mendaki ke posisi 1.1383 atau naik 0,10% terhadap dolar AS dalam pair EURUSD. Kemudian Yen Jepang menguat 0,146 poin atau 0,14% menjadi 106,966 terhadap dolar AS dalam pair USDJPY, posisi tertinggi dalam sebulan
Sentimen Investor AS tetap pesimistis setelah proyeksi Federal Reserve mengungkapkan bahwa ekonomi Amerika diperkirakan akan menyusut 6,5% tahun ini, dengan pengangguran mencapai 9,3% dan suku bunga tetap mendekati nol hingga setidaknya 2022.
Untuk pergerakan indeks dolar selanjutnya secara teknikal, menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan akan mendaki ke posisi 96.70 – 97.30. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi 95.80 – 95.00.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group