(Vibiznews – Commodity) Kegagalan minyak berjangka Nymex, WTI, untuk menembus “resistance” di level $41, membuat para penjual kembali masuk pada hari Kamis dan memukul harga minyak turun awalnya ke kerendahan mingguan di $40.48, turun 1.65%. Selanjutnya turn lagi ke $40.00.
Emas hitam berada dalam tekanan jual yang berat dengan sentimen terhadap resiko berbalik menjadi buruk setelah perkiraan pendahuluan GDP kuartal kedua Jerman menciut lebih daripada yang diperkirakan, menegaskan dampak negatif terhadap ekonomi.
Tekanan turun semakin bertambah dengan keluarnya GDP kuartal kedua AS dan data pengangguran mingguan AS.
GDP kuartal kedua AS muncul dengan penurunan 32.9% dari kuartal pertama. Para analis memperkirakan GDP AS kuartal kedua turun 35% dari kuartal pertama. Angka ini adalah angka GDP kuartalan yang paling buruk sejak dimulainya penghitungan GDP pada tahun 1947. Kenaikan klaim pengangguran AS sebanyak 12.000 dari angka minggu sebelumnya berkolaborasi melemahkan proses pemulihan ekonomi AS.
Sementara meningkatnya keprihatinan terhadap prospek permintaan minyak ditengah meningkatnya kembali kasus coronavirus secara global terus menekan sentimen terhadap minyak WTI.
Penurunan harga WTI ditambah lagi dengan kenaikan persediaan gasoline yang menghapuskan dampak positip dari penurunan persediaan minyak mentah.
Ditambah lagi dengan berita dari Reuters yang mengatakan bahwa Arab Saudi kemungkinan akan menurunkan harga jual resminya pada bulan September untuk penjualan di Asia.
Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $38.73 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $38.00 dan kemudian $37.50. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $40.10 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $41.69 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $42.63.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
