(Vibiznews – IDX) – PT Sumber Global Energy Tbk , Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat, Cair dan Gas, Khususnya Batubara melakukan listing perdana sahamnya di Bursa Efek Indonesia hari Senin (10/08/2020) dengan kode saham SGER. Perseroan ini menjadi perusahaan tercatat ke 35 di tahun 2020 yang mencatatkan sahamnya di BEI.
Harga perdana saham SGER saat perdagangan dibuka langsung melonjak ke posisi Rp145 atau mengalami kenaikan 34,3% dari harga penawaran saham awal Rp108, dan mengalami oversubscribed 2,52 kali. Perseroan menawarkan kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 lembar saham baru atau setara dengan 30,05% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp108 per sahamnya.
Selain mencatatkan sahamnya, perseroan juga menerbitkan waran seri I sebanyak 400 juta lembar atau sebesar 34,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat pendaftaran. Setiap pemegang 5 Saham IPO akan mendapat 4 waran seri I, dimana setiap waran bias mendapatkan ha katas satu saham baru diharga Rp. 125 per saham, sehingga total seluruh hasil pelaksanaan waran seri I sebesar Rp. 50 miliar.
Direktur Utama PT Sumber Global Energy Tbk, Welly Thomas, mengatakan dana yang diperoleh dari IPO ini sebesar Rp 54 miliar, seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja. “Keseluruhan dana hasil IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja guna memenuhi kontrak pengadaan Batubara yng telah berjalan, sisanya sebagai modal kerja di Perusahaan Anak tidak langsung dalam bentuk pinjaman yang akan digunakan untuk riset dan pengembangan energy terbaru dan terbaharukan serta proses ekstraksi dan oksidasi Mineral Logam Tanah Jarang (Rare Earth Oxide Extraction) ” ujarnya di Jakarta, Senin (10/8).
Mengenal bisnis perseroan, PT Sumber Global Energy Tbk adalah Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat, Cair dan Gas, Khususnya Batubara. Penjualan perseroan sebesar 90% dari produk Perseroan diekspor ke negara-negara yang berada di Asia dan sisanya 10% produk untuk dijual di dalam negeri/domestik.