(Vibiznews – Commodity) Harga minyak berjangka WTI berada pada kerendahan selama beberapa bulan di $35.80, penurunan sekitar 11% secara mingguan dengan data penyulingan minyak dari Baker Hughes yang buruk menambah tekanan jual.
Penurunan yang tajam dari harga West Texas Intermediate (WTI) pada minggu lalu disebabkan oleh keprihatinan mengenai dampak permintaan global yang akan berkurang secara signifikan dengan naiknya kasus Covid – 19 tanpa berhenti baik di Eropa maupun sekarang kembali di Amerika Serikat. Jerman dan Perancis telah mengumumkan lockdown secara nasional, sementara Spanyol menyatakan lockdown regional. Semua ini telah memberikan tekanan yang negatif terhadap harga minyak.
Selain itu, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah penyulingan minyak yang aktif di AS bertambah sebanyak 10 menjadi 221. Pertambahan angka ini merupakan penambahan jumlah penyulingan minyak di Amerika Serikat yang keenam kali secara berturut-turut sehingga meningkatkan keprihatinan dari sisi “supply” sementara gelombang kedua dari pandemic Covid – 19 terus meningkat.
Berita bahwa Kuwait akan mendukung setiap keputusan OPEC+ mengenai pemangkasan produksi minyak telah memberikan kelegaan bagi harga minyak dan membuat harga WTI sempat naik diatas $36 sebelum akhirnya turun kembali ke $35.80.
Para produsen minyak terbagi dua kelompok mengenai ide Arab Saudi dan Rusia untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang ada sekarang di 7.7 juta barel per hari sampai ke tahun depan, yang membebani harga minyak lebih jauh.
Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $34.92 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $33.59 dan kemudian $32.10. Sementara kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $37.74 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $39.23 dan kemudian $40.56.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
