Pilpres AS dan Rally Pasar Domestik — Market Outlook, 9-13 November 2020 by Alfred Pakasi

1171

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pelaksanaan pemilihan presiden AS yang belum final hasilnya, dan kemungkinan akan berlangsung dalam proses lebih lama.
  • Meningkatnya kasus virus corona di Eropa menambah kekhawatiran investor, dengan Jerman, Perancis, Inggris memberlakukan kembali lockdown.
  • Pasar juga mencermati kebijakan the Fed yang memberikan signal akan melakukan lebih banyak QE, serta hasil NFP yang lebih baik daripada perkiraan.

Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 49.6 juta orang terinfeksi di dunia dan 1.24 juta orang meninggal, dan menyebar ke 216 negara dan teritori.

Pasar saham dunia umumnya menguat, harga emas rebound, US dollar balik tertekan, sedangkan IHSG dan Rupiah rally melejit dan terkuat sekawasan Asia.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi, dan hasil Pilpres AS akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 9-13 November 2020.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjutkan rally dengan tajam didukung masuknya aksi beli investor asing, di tengah belum finalnya hasil pilpres AS. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup melompat tinggi 4.04%, atau 207.304 poin, ke level 5,335.529. IHSG membukukan rally mingguan yang kelimanya, pada posisi 9 minggu tertingginya, dan merupakan bursa terkuat se-Asia. Untuk minggu berikutnya (9-13 November 2020), IHSG akan diintip oleh profit taking tetapi keseluruhan masih dalam tren bullish, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 5381 dan kemudian 5715, sedangkan support level di posisi 5073 dan kemudian 4962.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau bergerak dengan melompat kuat di sepanjang minggu dan mencapai 17 minggu tertingginya didukung capital inflow ke pasar keuangan, sementara dollar global kembali tertekan, sehingga rupiah secara mingguannya menguat tajam 2.84% ke level Rp 14,210. Rupiah membukukan rally penguatan di minggu yang keenam, dan merupakan mata uang terkuat se-Asia terhadap USD. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berlanjut turun agak tertahan, atau kemungkinan rupiah menguat dalam tempo lebih stabil, dalam range antara resistance di level Rp14,567 dan Rp14,717, sementara support di level Rp14.165 dan Rp14.079.

===

Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2020 membaik, yaitu tumbuh tinggi +5,05% (qtq), setelah mengalami kontraksi -4,19% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Secara tahunan, perbaikan ekonomi domestik terlihat dari berkurangnya kontraksi pertumbuhan menjadi -3,49% (yoy) dari kontraksi pada triwulan II sebesar -5,32% (yoy). Ini didorong meningkatnya realisasi stimulus Pemerintah serta mulai membaiknya mobilitas masyarakat dan permintaan global.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 dilaporkan tetap tinggi sebesar 133,7 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi September sebesar 135,2 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor.

===

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum melemah di tengah belum finalnya hasil pilpres AS yang membuat kemungkinan persetujuan paket stimulus akan semakin lama, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 92.23; bertengger di posisi 2 bulan lebih terendahnya. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.1873. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1918 dan kemudian 1.2011, sementara support pada 1.1602 dan 1.1507.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3144 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3266 dan kemudian 1.3483, sedangkan support pada 1.2675 dan 1.2480. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 103.34.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.35 dan 108.17, serta support pada 103.08 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7258. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7435 dan 0.7712, sementara support level di 0.6807 dan 0.6776.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat di tengah ketidakpastian pemenang pilpres AS dan the Fed yang mempertahankan suku bunganya di hampir nol. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat signifikan ke level 24,325. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 24448 dan 25167, sementara support pada level 22948 dan 22205. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat tajam ke level 25,713. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25847 dan 26138, sementara support di 24030 dan 23124.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat di tengah pelaksanaan pilpres yang aman sekalipun belum final hasil pemenangnya, serta membukukan minggu terbaiknya sejak April. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 28,323.40, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 28436 dan 29162, sementara support di level 26143 dan 25992. Index S&P 500 minggu lalu menguat tajam ke level 3,518.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3550 dan 3590, sementara support pada level 3233 dan 3208.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau rebound oleh pelemahan dollar dan belum pastinya hasil pilpres AS, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat ke level $1,951.19 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1974 dan berikut $2015, serta support pada $1860 dan $1795.

 

Dalam investasi dan transaksinya, ada sejumlah investor yang bertanya-tanya kapankah waktunya untuk profit taking? Apakah ini adalah saat yang pas? Sejumlah keputusan investasi pada dasarnya harus kembali kepada investor itu sendiri. Andalah yang putuskan apakah sudah cukup puas dengan posisi keuntungan sekarang, atau belum. “Fear and greed” harus diatasi pada situasi seperti ini. Sekali membuat keputusan, jangan disesali. Kalau ada hal yang kurang pas itu bisa menjadi bahan pelajaran berikutnya. Relax saja, stay happy investing! Sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here