23 Tahun KSEI: Pengembangan Infrastruktur Digital Untuk Pasar Modal Yang Lebih Adaptif

807

(Vibiznews – IDX) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian pada hari Rabu (23/12/2020), mengadakan media gathering wartawan yang dilakukan secara online yang bertepatan dengan perayaan hari jadi yang ke-23, KSEI mengangkat tema ‘Agility in The New Normal’ dimana salah satu fokus Perusahaan adalah membangun rencana strategis sesuai dengan kondisi pasar yang semakin dinamis dan terus berubah, khususnya karena adanya pandemi.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menyampaikan beberapa pengembangan yang berhasil dilakukan KSEI, khususnya terkait dengan teknologi digital sehingga dapat mendukung beberapa kegiatan di pasar modal Indonesia secara online. Selama 2020, terdapat penambahahan 1 Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) yang bekerjasama dengan KSEI, sehingga total terdapat 17 bank yang dapat mendukung pembukaan RDN dalam berinvestasi di Pasar Modal. Adapun jumlah Perusahaan Efek yang dapat mendukung program Simplifikasi Pembukaan Rekening sepanjang tahun 2020 juga bertambah 8 perusahaan  sehingga secara total terdapat 19 Perusahaan Efek yang dapat mendukung proses pembukaan rekening secara online.

Pengembangan platform digital lainnya juga direalisasikan KSEI melalui pengembangan eASY.KSEI sebagai platform e-Proxy sejak April 2020. Direktur KSEI Syafruddin menyampaikan, sepanjang tahun 2020, eASY.KSEI telah memberikan kemudahan bagi para pihak yang terlibat pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di antaranya Emiten, Biro Administrasi Efek, Partisipan KSEI, sampai dengan Investor. “eASY.KSEI telah digunakan oleh 642 Emiten dimana dari jumlah tersebut, 633 Emiten telah berhasil menggunakan eASY.KSEI untuk penyelenggaraan RUPS. eASY.KSEI telah mendukung penyelenggaraan total 979 RUPS, baik RUPS-Tahunan maupun RUPS-Luar Biasa dengan total 12.134 investor yang menghadiri RUPS. Dari jumlah kehadiran tersebut, 76% di antaranya (9.209 investor diantaranya hadir melalui kuasa elektronik yang disampaikan melalui eASY.KSEI sebesar 76%,” ungkap Syafruddin. Dalam waktu dekat, platform eASY.KSEI juga akan dilengkapi dengan fasilitas e-Voting, yang memungkinkan investor pasar modal untuk dapat melakukan voting secara elektronik serta menyaksikan jalannya RUPS melalui fasilitas live streaming pada eASY.KSEI.

Direktur KSEI Supranoto Prajogo menyampaikan bahwa berdasarkan data yang tercatat di KSEI per tanggal 30 November 2020, investor pasar modal didominasi oleh 61,11% laki-laki, 50,24% usia di bawah 30 tahun, 53,69% pegawai swasta, 44,09% lulusan sarjana, 58,16% berpenghasilan 10-100 juta/tahun dan 72,12% berdomisili di pulau Jawa. Supranoto juga mengatakan, 52,09% SID melakukan pembukaan rekening melalui Selling Agent Fintech (Financial Technology). Sehingga, platform digital memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal.

Dari sisi jumlah investor, dari akhir tahun 2019 hingga 23 Desember 2020, jumlah Single Investor Identification (SID) tumbuh 45,51% menjadi 3.615.019 SID. Jumlah tersebut merupakan jumlah Single Investor Identification (SID) terkonsolidasi yang terdiri dari investor Saham, Surat Utang, Reksa Dana, Surat Berharga Negara (SBSN) dan Efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 1.547.619 SID yang memiliki aset Saham, 2.905.718 SID memiliki aset Reksadana dan 452.635 SID memiliki aset Surat Berharga Negara.

Pada tahun 2021 KSEI mempunyai beberapa program strategis, salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen Efek Bersifat Ekuitas dan Efek Bersifat Utang dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen Reksa Dana. Program ini bertujuan  untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal.

Program strategis KSEI lainnya adalah Information Hub yang meliputi pengembangan validasi data investor, baik dengan Ditjen Dukcapil terkait Nomor Induk Kependudukan (NIK), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN) untuk investor diaspora serta pengembangan SRE Syariah dalam rangka mendukung Roadmap Pengembangan Pasar Modal Syariah. Terdapat juga 3 rencana strategis yang baru dari KSEI yaitu Optimaliasi Sub Registry KSEI, Securities Crowd Funding dan Pengembangan Layanan SRE Syariah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here