(Vibiznews – Commodity) – Pergerakan harga minyak sawit pada minggu ke 2 bulan Januari tahun 2021 ini dari tanggal 11 Januari sampai 15 Januari 2021 Pada minggu harga minyak sawit turun lima hari berturut-turut selama seminggu turun 10.6% penurunan mingguan pertama selama lima minggu.
Pergerakan harga minyak sawit pada minggu ini :
- Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada penutupan pasar hari Jumat 15 Januari turun 102 ringgit (2.9%) menjadi 3,425 ringgit ($848.42) per ton terendah sejak 23 Desember.
- Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada penutupan pasar hari Kamis 14 Januari turun 162 ringgit, atau 4.4% menjadi 3,530 ringgit ($875.06) per ton, terendah sejak 29 Desember.
- Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada penutupan pasar hari Rabu 13 Januari turun 6 ringgit atau 0.16% menjadi 3,689 ringgit ($912.89) per ton, harga terendah sejak 31 Desember.Harga minyak sawit pada pertengahan pasar sempat naik 1.2%.
- Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada hari Selasa 12 Januari turun 95 ringgit (2 ½ %) menjadi 3,702 ringgit per ton, karena kekhawatiran permintaan minyak sawit Malaysia berkurang karena biaya pengiriman Indonesia lebih murah dari Malaysia
- Harga minyak sawit Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada penutupan pasar hari Senin 11 Januari turun 33 ringgit atau 0.86% menjadi 3,797 ringgit ($937.53) per ton setelah naik 6% pada minggu lalu.
Pergerakan pasar pada minggu ini yang menyebabkan turunnya harga :
- Pada hari Kamis ini penurunan harga minyak sawit paling besar selama 8 bulan karena perkiraan turunnya ekspor Malaysia sebesar 40% selama 1 Januari – 15 Januari dari bulan lalu. Laporan cargo surveyor akan diumumkan pada hari Jumat.
- Harga minyak sawit tertekan karena data ekspor Januari yang turun, juga turunnya harga minyak kedelai di pasar fisik, sementara Argentina meminta selisih diskon harga minyak sawit disesuaikan sehingga bisa bersaing.
- Kekhawatiran bahwa permintaan minyak sawit Malaysia akan berkurang karena biaya pengiriman di Indonesia lebih murah. Struktur pajak ekspor di Indonesia akan memberikan keuntungan pada pabrik minyak sawit Indonesia dibandingkan dengan pabrik di Malaysia sehingga dapat bersaing di pasar ekspor.
- Harga juga turun karena Diplomat Cina mengatakan pada hari Rabu, bahwa Cina akan meningkatkan impor produk Indonesia dan meningkatkan investasi di Indonesia, negara terbesar ekonominya di Asia Tenggara.
- Harga di bursa Malaysia dan Dalian mengalami penurunan karena permintaan Cina, negara pembeli minyak sawit terbesar kedua di dunia, berkurang karena adanya lockdown, sehingga konsumsi menjelang Tahun Baru Cina berkurang, dan mengurangi persediaan sebelum perayaan Tahun Baru.
- Negara India dan Cina menunda sementara pembelian setelah pembelian besar di Nopember dan Desember sebelum kenaikan pajak ekspor dan biaya restribusi diterapkan.
- Malaysia mulai menerapkan pembatasan kegiatan selama 14 hari mulai pada minggu lalu 13 Januari 2021 untuk mencegah kenaikan penularan covid-19 dan menerapkan negara dalam keadaan darurat sampai bulan Agustus.
- Pemerintah Malaysia mengatakan akan mengenakan pajak ekspor untuk CPO 8% pada bulan Februari.
Faktor yang dapat mengerakan harga naik pada minggu lalu, namun faktor penurunan harga lebih menekan harga minyak sawit untuk turun.
Laporan persediaan dan permintaan bulanan dari MPOB yang diumumkan pada tanggal 11 Januari 2021:
- Persediaan dan Produksi:
- Persediaan CPO turun 19.2% menjadi 583,761 ton di bulan Desember 2020, dari 722,451 ton di bulan Nopember
- Produksi CPO turun 10.59% dari bulan lalu menjadi 1.33 juta ton dari 1.49 juta ton pada bulan sebelumnya.
- Hasil Sawit turun 11.41% menjadi 310,204 ton di Desember dari 350,144 ton di Nopember.
2.Permintaan:
- Ekspor minyak sawit di bulan Desember naik 24.66% menjadi 1.62 juta ton di bulan Desember dibanding 1.3 juta ton di bulan Nopember.
- Ekspor olein turun 5.91% menjadi 246,844 ton dari 262,392 ton di bulan Nopember
- Ekspor biodiesel naik 111.34% menjadi 42,913 ton dari 20,305 ton di bulan Nopember
- Ekspor biji sawit naik 58.64% menjadi 145,551 ton dari 91,747 ton di Nopember.
- Ekspor olein turun 5.91% menjadi 246,844 ton dari 262,392 ton di bulan Nopember
Kesimpulan :
- Pada minggu ke dua terjadi penurunan harga minyak sawit walaupun data-data fundamental masih bisa meningkatkan harga.
- Selama lockdown sampai akhir Januari pergerakan harga minyak sawit bisa saja turun lebih lanjut, karena membuat permintaan akan minyak sawit berkurang, produksi tidak berjalan, distribusi tidak berjalan, permintaan biodiesel turun.
- Dengan turunnya harga minyak sawit membuat harganya bisa bersaing dengan minyak nabati lain didalam perdagangan Internasional sehingga dapat meningkatkan ekspornya.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,030 ringgit dan berikut ke 2,960 ringgit sedangkan resistant pertama di 3, 530 ringgit dan berikut ke 3, 570 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido