(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY pada sesi Asia hari Jumat (18/6/2021) dibuka lebih sama dengan pelemahan sesi sebelumnya yang terkoreksi dari posisi tertinggi 10 pekan, bergerak bullish oleh kekuatan dolar AS. Yen Jepang awal sesi mendapat tekanan dari rilis data inflasi yang menurun.
Indeks harga konsumen Jepang turun 0,1% yoy di Mei 2021, setelah turun 0,4% di bulan sebelumnya. Ini adalah penurunan harga konsumen selama delapan bulan berturut-turut tetapi yang paling sedikit berturut-turut, di tengah gangguan COVID-19 yang sedang berlangsung.
Investor juga sedang menunggu hasil pertemuan kebijakan Bank of Japan atau BOJ, dimana bank sentral Jepang tersebut diperkirakan akan mempertahankan stimulus besar-besaran dan dapat memperpanjang tenggat waktu untuk program bantuan pandemi pada hari Jumat, sebagai tanda bahwa ekonomi yang rapuh dan inflasi yang tinggi akan membuat jalan keluar dari kebijakan ultra-mudahnya masih jauh.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak kuat di pasar uang Asia setelah menguat 3 sesi global sebelumnya. Dolar mendekati level 2 bulan tertingginya setelah the Fed memberikan proyeksi dimulainya kenaikan bunga pada tahun 2023 sebanyak dua kali di tengah membaiknya kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY bergerak kuat, pair yang berada di posisi 110.30 bergerak kuat menuju dan jika tembus lanjut ke posisi R1 dan juga R2. Namun jika berbalik arah, pair turun ke 110.10 sebelum meluncur menuju posisi S1 dan S2.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
111.30 | 111.06 | 110.64 | 110.40 | 109.98 | 109.74 | 109.32 |
Buy Avg | 110.48 | Sell Avg | 110.10 |