(Vibiznews – Commodity) – Harga karet semakin tertekan pada perdagangan hari Rabu (30/6/2021), setelah melemah 2 sesi berturut sebelumnya. Harga Tocom yang anjlok cukup signifikan hingga turun ke posisi terendah 2,5 bulan, sedangkan harga Sicom dan SHFE turun ke posisi terendah sepekan.
Anjloknya harga karet cukup signifikan hari ini dipicu oleh kekhawatiran turunnya demand global khususnya Cina sebagai negara konsumen terbesar. Sentimen investor melemah setelah rilis data pertumbuhan kinerja manufaktur Cina terkini yang merosot.
Data PMI Manufaktur NBS resmi untuk Cina turun tipis menjadi 50,9 pada Juni 2021 dari 51,0 sebulan sebelumnya dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar 50,8. Ini adalah laju ekspansi terlemah dalam aktivitas pabrik sejak Februari, di tengah tingginya biaya bahan baku dan gangguan pelabuhan di Guangdong.
Sebelumnya harga karet sempat tertekan oleh melambatnya aktivitas manufaktur di Cina dan Jepang bulan Mei lalu karena pertumbuhan output dan pesanan baru melambat. Untuk bulan Juni, output tumbuh paling sedikit dalam empat bulan; sementara pesanan ekspor turun untuk bulan kedua berturut-turut, dan pada kecepatan yang lebih curam. Sementara itu, sentimen melemah ke level terendah lima bulan.
Harga penutupan karet Tocom di bursa Osaka untuk kontrak paling ramai yaitu kontrak bulan Agustus 2021 pada penutupan sore hari ini anjlok 5,7 poin atau 2,46% ke posisi 226,3 yen per kg, setelah dibuka pada posisi 232.0 yen. Anjloknya karet Tocom juga dibebani oleh pelemahan yen terhadap dolar AS. Sepanjang bulan Juni anjlok hingga 7,90%.
Untuk harga karet di bursa Shanghai (SHFE) untuk kontrak bulan September 2021 ditutup melemah 190 poin atau 1,43% ke posisi 12800 yuan. Demikian di bursa Singapura – Sicom, kontrak yang sedang ramai diperdagangkan yaitu kontrak bulan Juli 2021 ditutup lebih rendah dengan anjlok US$2,2 atau 1,36% ke posisi 159,5.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center
