(Vibiznews – Banking & Insurance) – Melonjaknya kasus Covid-19 yang berimbas pada pemberlakuan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat akan menambah tantangan dalam penyaluran kredit, yang sampai Mei juga masih mengalami kontraksi meskipun sudah membaik dari bulan sebelumnya.
“Dengan kebijakan PPKM ini, proyeksi kredit sekitar 6% plus minus satu. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksi 11% plus minus 1%. Kami tidak khawatir kalau terkait pertumbuhan dana ini,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam webinar, Selasa (6/7).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kredit perbankan tahun ini hanya akan tumbuh 6% plus minus 1%. Proyeksi tersebut diturunkan dari sebelumnya yang ditargetkan sekitar 7%.
Wimboh mengatakan, meskipun secara umum stabilitas jasa keuangan masih terjaga dimana permodalan dan likuiditas masih cukup bagus, namun permintaan kredit masih sulit terutama dari debitur skala besar.
Debitur korporasi dari sektor yang terdampak langsung pandemi Covid-19 seperti transportasi, restoran, hotel, dan sektor hilir lainnya belum sepenuhnya siap memerlukan kredit modal kerja sebagaimana pada kondisi normal.
Per Mei 2021, kredit perbankan terkontraksi 0,9% secara bulanan dan minus 1,28% secara year on year (yoy). Kontraksi kredit ini terjadi di saat suku bunga perbankan telah tunjukkan tren penurunan.
Pada kondisi normal, tingkat suku bunga cukup berpengaruh dalam mendorong permintaan kredit. Namun, pada pandemi ini, penurunan bunga belum signifikan berpengaruh karena di pasar terjadi masalah struktural.
“Sektor yang terdampak pandemi secara langsung belum membutuhkan kredit modal kerja maupun kredit investasi sebagaimana sebelum Covid. Manufaktur belum full kapasitas produksinya. Apalagi yang berkaitan dengan pariwisata, maskapai belum banyak penumpang, restoran belum banyak pengunjung dan itu impaknya sangat besar terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan permintaan kredit,” jelas Wimboh.
Beliau menekankan, pertumbuhan kredit ke depan akan sangat tergantung pada mobilitas yang akan mendorong kepercayaan masyarakat dan dunia usaha terhadap pemulihan kembali ekonomi.
“Saya yakin percepatan vaksinasi dan kedisiplinan kesehatan merupakan kunci pemulihan ekonomi. Tanpa itu akan sulit,” pungkasnya.
Belinda Kosasih/Coordinating Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang