(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Ekpektasi pengetatan moneter the Fed bertambah dengan rilis minutes pertemuan FOMC yang menunjukkan tapering sudah masuk agenda the Fed untuk tahun ini.
- Kekhawatiran invetor akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global dengan meningkatnya kasus Covid–19 membuat kembalinya sentimen “risk-off”.
- Pada akhir minggu depan, para investor fokus kepada simposium Jackson Hole menanti pidato Chairman the Fed Jerome Powell.
Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 211.5 juta orang terinfeksi di dunia dan 4.4 juta orang meninggal, dan menyebar ke 220 negara dan teritori.
Pasar saham dunia terpantau umumnya terkoreksi, harga emas bertahan, dan US dollar menguat sebagai safe haven.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona dan prospek pemulihan ekonomi dunia akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 23-27 August 2021.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat, naik ke posisi 9.5 bulan terkuatnya, ditopang sebagai safe haven di tengah kekhawatiran investor bahwa virus corona Delta akan menghambat ekonomi global sementara tapering the Fed akan dimulai tahun ini, di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir menguat ke 93.45. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun terbatas ke 1.1700. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1909 dan kemudian 1.1975, sementara support pada 1.1663 dan 1.1602.
Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3620 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3888 dan kemudian 1.3982, sedangkan support pada 1.3451 dan 1.3688. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir turun tipis ke level 109.77. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.80 dan 111.14, serta support pada 108.72 serta level 108.41. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7138. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7601 dan 0.7724, sementara support level di 0.7002 dan 0.6991.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah dipimpin bursa kawasan China di antara ketidakjelasan regulasi sektor teknologi serta concern investor atas meningkatnya penyebaran virus varian Delta. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 27,013. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 28,279 dan 29,371, sementara support pada level 26,361 dan 25,425. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir turun ke level 24,849. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26,878 dan 27,228, sementara support di 24,581 dan 24,232.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melemah dari level rekornya oleh kekhawatiran pasar atas kemungkinan the Fed menarik program stimulusnya. Dow Jones secara mingguan terkoreksi ke level 35,120.07, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 35,357 dan 35,631, sementara support di level 35,041 dan 34,714. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 4,442.1, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,482 dan 4,550, sementara support pada level 4,300 dan 4,232.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat kembali sebagai safe haven di antara keraguan berlanjutnya pemulihan global, dengan penguatannya ditahan kenaikan dollar, sehingga harga emas spot secara mingguan bangkit menguat tipis ke level $1,781.60 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1834 dan berikut $1903, serta support pada $1717 dan $1677.
Sejumlah pelaku pasar adakalanya menghadapi masa-masa panik di tengah situasi tekanan pasar. Kadang-kadang investor bisa bereaksi secara sepertinya kurang logis atau over-reactive. Apapun itu, tidak mudah bereaksi bahkan secara logis pun pada saat pasar sedang heboh, gonjang-ganjing dan panik. Ini, antara lain, menunjukkan kuatnya fenomena psikologis dalam pasar, baik dalam individu per investor maupun di level pasar secara universal yang bisa disebut sebagai psikologi pasar. Di tengah kepanikan pasar demikian, ada saja investor yang bisa diuntungkan, misalnya untuk mereka yang bulan-bulan belakangan ini cukup tepat waktu untuk masuk dan keluar pasar di tengah pasar yang sideways. Bagaimana pun, tidak mudah untuk mengikuti, memahami, apalagi memanfaatkan gejolak pasar yang naik turun. Jangan kuatir, Vibiznews.com adalah ahlinya untuk membantu menganalisis pasar bagi Anda dan memetik keuntungan dari dinamikanya. Mungkin Anda telah membuktikannya juga sebelum ini. Terima kasih telah bersama kami, ketahuilah kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido