Rekomendasi Minyak Mingguan 21 – 25 Februari 2022: Berpeluang Turun?

564
harga minyak

(Vibiznews – Commodity) Setelah memasuki minggu perdagangan yang baru di $89.98, harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex naik sedikit ke $90.47 dengan harga minyak mentah mengalami volatilitas naik – turun karena berita-berita mengenai Rusia – Ukraina yang saling bertolak belakang.

Pergerakan bearish kembali datang ditengah berkurangnya ketakutan akan penyerbuan yang tiba-tiba oleh Rusia terhadap Ukraina, dengan munculnya panggilan diplomasi untuk mende-eskalasi ketegangan geopolitik, terutama dengan Secretary of State AS Antony Blinken telah menerima undangan untuk bertemu dengan Menlu Sergey Lavrov pada minggu ini.

Pada hari Senin harga minyak mentah WTI turun ke $91.91 per barel karena meredanya ketegangan konflik Rusia – Ukraina.

Sentimen pasar yang negatif membantu dollar AS mendapatkan permintaan pada akhir minggu lalu dan indeks dollar AS membukukan keuntungan mingguan.

Memulai minggu perdagangan yang baru, lingkungan pasar yang enggan terhadap resiko membuat dollar AS bisa mempertahankan kekuatannya sehingga menekan harga minyak mentah WTI turun.

Meningkatnya ketakutan atas konflik militer antara Ukraina dan Rusia memaksa para investor menjauh dari assets yang beresiko pada permulaan minggu yang baru dan membuat harga minyak mentah WTI tertekan turun. Sementara, DAX 30 Jerman dan Euro Stoxx 50 kedua-duanya turun lebih dari 2,5%.

Pada hari Selasa harga minyak mentah WTI kembali melanjutkan penurunnya ke $90.11 per barel karena grafik tehnikal sudah “overbought”.

WTI melemah selama perdagangan sesi Asia dan Eropa karena kondisi RSI yang sudah “overbought”.

Namun penurunan harga minyak mentah WTI dibatasi oleh membaiknya sentimen pasar yang membawa masuk arus resiko.

Membaiknya sentimen pasar membawa masuk arus resiko yang menahan penurunan harga minyak WTI.

Namun, harga minyak mentah WTI berbalik naik ke $92.86 dalam perdagangan sesi AS pada hari Rabu. Kenaikan harga minyak WTI disebabkan karena partisipan pasar dilanda kekuatiran ditengah kebingungan mengenai situasi di perbatasan Rusia dan Ukraina.

Pasar ragu-ragu apakah Rusia benar-benar telah menarik pasukannya dari perbatasan dengan Ukraina sebagaimana yang dikatakan oleh Rusia pada hari Selasa.

Dari AS, Joe Biden mengatakan bahwa Rusia masih mungkin menyerbu Ukraina.

Sementara itu dari Eropa, pada awal hari Rabu, Menteri pertahanan Inggris mengatakan bahwa mereka tidak melihat bukti-bukti penarikan militer Rusia dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengatakan hal yang sama bahwa NATO tidak melihat suatu tanda pengurangan pasukan Rusia.

Mengakhiri minggu lalu, harga minyak mentah WTI sempat tertekan turun ke $89.89, sebelum akhirnya terkoreksi normal ke $90.47 dengan meredanya ketegangan geopolitik karena berkurangnya ketakutan akan penyerbuan yang tiba-tiba oleh Rusia terhadap Ukraina, dengan munculnya panggilan diplomasi untuk mende-eskalasi ketegangan geopolitik, terutama dengan Secretary of State AS Antony Blinken telah menerima undangan untuk bertemu dengan Menlu Sergey Lavrov pada minggu ini.

Pada minggu ini, aksi jual secara tehnikal, harapan akan berhasilnya pertemuan tingkat tinggi AS/Rusia pada minggu ini yang akan bisa menyelesaikan konflik regional Rusia dengan Ukraina dan perkiraan bahwa sanksi AS atas ekspor minyak mentah Iran akan segera berakhir ditengah momentum dihidupkannya kembali pakta nuklir 2015 bisa membebani harga minyak mentah.

“Support” terdekat menunggu di $89.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $88.28 dan kemudian 86.65. “Resistance” yang terdekat menunggu di $91.46 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $93.02 dan kemudian $94.65.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Reseach Vibiz Consulting

Editor: Asido