(Vibiznews – Economy & Business) – Sektor UMKM merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terbesar tercatat 60,5% dan telah menyerap lebih dari 117 juta tenaga kerja. Oleh karena itu pemerintah memandang perlu memberikan pendampingan bagi sektor UMKM untuk berorientasi kepada ekspor karena UMKM memiliki peranan penting dalam pemulihan roda ekonomi negeri ini.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memberikan berbagai pendampingan kepada pelaku UMKM dan koperasi di Aceh. Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT. berharap melalui kolaborasi tersebut sektor UMKM dan koperasi bisa naik kelas menjadi usaha yang berorientasi kepada ekspor, sehingga dapat memperkuat sektor usahanya.
“Kerja sama DJKN dan LPEI layak kita perkuat agar UMKM dan koperasi segera bangkit kembali memperkuat ekonomi bangsa kita. Langkah Pemerintah mendorong UMKM dan Koperasi di Aceh agar berorientasi kepada ekspor tentu saja sebuah kesempatan yang tidak bisa kita lewatkan. Kita yakin, dari sekian banyak UMKM dan koperasi yang ada di daerah ini, tidak sedikit yang mampu menghasilkan produksi yang layak dipasarkan di tingkat internasional,” kata Nova.
Nova menyebutkan pandemi Covid-19 telah membuat semua sektor UMKM mengalami kontraksi tinggi. Karena itu pemerintah Aceh sangat mendukung langkah pemerintah pusat, dalam hal ini LPEI, untuk membangkitkan kembali kontribusi UMKM dalam kehidupan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatkan ekspor nasional. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso secara hybrid dan Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT. di Pendopo Gubernur Aceh pada Kamis (14/04). Acara tersebut disaksikan langsung oleh Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Provinsi Aceh Syukriah.
“Kesepakatan bersama yang difasilitasi oleh Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Aceh ini adalah bagian dari Program Pojok SMV yang akan banyak fokus terhadap pengembangan kapasitas industri kecil dan menengah, koperasi, serta usaha mikro kecil dan menengah berorientasi ekspor,” ujar Rijani dalam rilisnya
Rijani mengatakan sejumlah produk unggulan Aceh, seperti kopi, minyak hitam, dan ikan tuna memiliki potensi ekspor yang besar untuk ditingkatkan. Tercatat hampir 75 ribu pelaku UMKM di Aceh yang sebagian di antaranya merupakan UMKM yang berorientasi ekspor. Potensi tersebut akan dapat dimaksimalkan melalui program pengembangan UMKM berorientasi ekspor LPEI, seperti Coaching Program for New Exporter (CPNE), Business Matching Program, dan Desa Devisa.
Kami sangat yakin bahwa potensi komoditas ekspor di wilayah Aceh yang dikolaborasikan dengan berbagai program LPEI dapat memacu pertumbuhan ekspor di Aceh sesuai dengan mandat kami,” kata Rijani.
Lebih lanjut, Rijani menyampaikan bahwa kesepakatan bersama tersebut nantinya akan menjadi payung untuk berbagai peluang kerja sama antara LPEI dan Pemerintah Aceh sebagai upaya meningkatkan ekspor UMKM di Aceh, baik berbentuk sosialisasi, pelatihan, maupun pertukaran informasi sehingga UMKM dan koperasi di Aceh siap memasuki pasar global.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting