Transaksi Digital Banking Diproyeksikan Meningkat 26,72% di Tahun 2022

578
Fintech P2P

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat seiring peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking. Hal ini dapat diamati, meskipun mobilisasi masyarakat tidak lagi diperketat, transaksi digital banking tetap meningkat.

Bank Indonesia (BI) mencermati transaksi ekonomi dan keuangan digital menunjukkan perkembangan pesat seiring peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking. “Nilai transaksi digital banking pada triwulan I 2022 meningkat 34,90% year on year (yoy). Untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 26,72% yoy hingga mencapai Rp 51.729 triliun,” demikian pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo secara virtual pada Selasa (19/4).

Di sisi nontunai, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh 42,06% (yoy), dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 18,03% (yoy) hingga mencapai Rp360 triliun.

Mari kita lihat pertumbuhan transaksi digital banking dari bank-bank besar.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya membukukan pertumbuhan nilai transaksi Livin’ by Mandiri hampir 50% year on year (yoy) menjadi Rp 520 triliun hingga Maret 2022. SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi menyatakan kepada media pencapaian itu diperoleh dari 340 juta transaksi yang terjadi di tiga bulan pertama tahun ini.

Dominasi transaksi finansial yang dilakukan oleh nasabah mayoritas adalah transfer serta Purchase & Payment. Apalagi saat ini telah hadir layanan BI Fast yang mendukung kemudahan transfer dana, serta lebih murah, mudah, dan cepat tentu saja ini menunjang meningkatnya transaksi digital banking tersebut. Pada bulan Ramadan, Thomas memproyeksikan transaksi bisa tumbuh lebih dari 22% hingga 25% dibanding di April 2022 dibandingkan bulan biasa. Seiring dengan itu, ia berharap transaksi Livin’ by Mandiri bisa meningkat secara agresif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.

Lain lagi halnya dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi BRImo hingga 175% yoy menjadi Rp 470,94 triliun hingga Maret 2022. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan bahwa tak terlepas dari 16,1 juta pengguna yang melakukan pertumbuhan transaksi hingga 238% yoy mencapai 313,88 juta kali.

“BRI berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan digital secara holistik untuk memenuhi kebutuhan nasabah melalui BRImo, dengan terus melakukan peningkatan fitur sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan nasabah,” tambahnya. Disamping itu, BRI baru saja meluncurkan fitur Transfer Internasional yang dapat digunakan oleh nasabah, khususnya pengguna BRImo untuk melakukan pengiriman dana dari Tabungan Rupiah yang langsung dikonversi menjadi mata uang asing (remittance) sesuai yang diinginkan. “BRI telah mencangkan BRImo menjadi Super Apps sejak tahun 2019, dimana BRImo menjadi one stop service platform yang berarti semua kebutuhan layanan keuangan dan pembayaran dapat dilakukan melalui BRImo. Melalui aplikasi BRIMo nasabah dapat melakukan transaksi keuangan mulai dari simpanan, pinjaman, investasi, asuransi, virtual account, QRIS, dan lain-lain,” tambahnya.

Sementara itu, nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga semakin mengandalkan layanan BTN Mobile dalam melakukan transaksi keuangannya. Direktur IT and Digital Bank BTN Andi Nirwoto menyatakan jumlah transaksi BTN Mobile naik 32% yoy menjadi 14,9 juta kali di Maret 2022. Sedangkan nilai transaksi meningkat 75% menjadi Rp 2,8 triliun di Maret 2022. Ia melihat, mayoritas nasabah menggunakan Mobile Banking untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Transaksi yang paling banyak dilakukan oleh nasabah didominasi oleh transaksi utilities seperti pembelian pulsa provider telekomunikasi, PLN serta pembelian eWallet,” tuturnya. Menurutnya, pada momentum ramadan, terjadi kenaikan jumlah transaksi naik minimal sekitar 10% hingga 15% dibandingkan bulan-bulan sebelum puasa. Hal ini terjadi karena perilaku masyarakat Indonesia khususnya yang menjalankan ibadah puasa dan lebaran cenderung meningkat pada saat momen tersebut. Menanggapi momentum tersebut, BTN memberikan program promosi terkait moment tersebut kepada seluruh nasabah serta bekerja sama dengan mitra Bank terkait. Selain itu untuk meningkatkan animo masyarakat dalam menggunakan channel Mobile Banking BTN, diberikan cashback untuk pembayaran tertentu.

Ia melihat masih ada potensi yang cukup besar khususnya pada channel Mobile Banking di sepanjang 2022. Aktivitas berbau digital masih menjadi primadona bagi seluruh nasabah BTN terutama di era pandemi sekarang. “Oleh karena itu, kami proyeksikan transaksi Mobile Banking pada tahun 2022 diharapkan dapat tumbuh sekitar 20%. Berbagai upaya yang kami lakukan diantaranya adalah terus berinovasi mengembangkan fitur/layanan yang ada di Mobile Banking serta senantiasa melakukan ekspansi layanan melalui kerja sama dengan mitra kerja yang potensial,” tukasnya. Ia mencontohkan kolaborasi dengan fintech dan institusi lainnya sehingga channel BTN Mobile dapat memberikan layanan yang multi fungsi serta memberikan added value terhadap experience nasabah.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting