Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (13 Mei 2022), Rupiah Melemah

862
Rupiah Melemah
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

A. Perkembangan Nilai Tukar 9-13 2022
Pada akhir hari Kamis, 12 Mei 2022
1. Rupiah ditutup melemah di level (bid) Rp14.595 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 7,38%.
3. DXY[1] menguat ke level 104,85
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 2,848%.

Pada pagi hari Jumat, 13 Mei 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.590 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik di level 7,39%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Mei 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 133,41 bps per 12 Mei 2022 dari 126,60 bps per 6 Mei 2022, sejalan meningkatnya risk off di pasar keuangan global.
  2. Berdasarkan data transaksi 9-12 Mei 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp19,14 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp12,32 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp6,82 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 12 Mei 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp78,13 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp65,97 triliun di pasar saham.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Mei 2022, perkembangan harga pada Minggu II Mei 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,48% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,65% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,64% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi Mei 2022 sampai dengan minggu II yaitu komoditas daging ayam ras dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras dan angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,04% (mtm), daging sapi sebesar 0,02% (mtm), udang basah, kelapa, jeruk, sawi hijau, kangkung, tempe, tahu mentah, air minum kemasan, masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu minyak goreng dan cabai rawit masing – masing sebesar -0,01% (mtm).

    Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting