(Vibiznews – Economy) – Tingkat inflasi harga konsumen Australia mencapai level tertinggi 21 tahun atau sejak 2001 menurut laporan Biro Statistik Australia hari Rabu (27/7/2022).
Inflasi harga konsumen meningkat menjadi 6,1 persen pada kuartal kedua dari 5,1 persen pada kuartal pertama, lebih rendah dari target 6,2 persen.
Tingkat yang lebih tinggi serupa terakhir terlihat pada kuartal kedua tahun 2001, namun masih tidak sekuat yang diharapkan.
Kenaikan tahunan indeks CPI ini adalah yang terbesar sejak pengenalan pajak barang dan jasa.
Lonjakan inflasi periode kuartal kedua ini dipicu oleh tingginya harga hunian baru dan juga bahan bakar mobil.
Dari laporan ini menunjukkan bahwa Reserve Bank of Australia dapat memilih untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin lagi pada pertemuan minggu depan.
Kontributor paling signifikan terhadap inflasi yang tinggi adalah biaya tempat tinggal baru, yang naik 20,3 persen, terkuat sejak dimulai pada kuartal Juni 1999.
Demikian harga bahan bakar otomotif melonjak 32,1 persen. Harga bahan bakar meningkat disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina pada kuartal terakhir.
Selain itu ditambah dengan pelonggaran pembatasan COVID-19 yang sedang berlangsung yang memperkuat permintaan global.
Pada skala triwulanan, harga konsumen naik 1,8 persen, menyusul kenaikan 2,1 persen pada kuartal sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan sebesar 1,9 persen.
Kantor statistik Australia mengatakan tingginya harga barang menyumbang 79 persen dari kenaikan CPI kuartal ini, mencerminkan biaya pengiriman tinggi, kendala pasokan dan permintaan yang kuat berkepanjangan.
Inflasi rata-rata yang dipangkas tahunan, yang tidak termasuk kenaikan dan penurunan harga yang besar, meningkat menjadi 4,9 persen, tertinggi sejak tahun 2003.
Inflasi rata-rata yang dipangkas meningkat menjadi 1,5 persen secara berurutan pada kuartal kedua.