(Vibiznews – Economy & Business) – Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada bulan Juli 2022. Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan barang pada bulan Juli 2022 sebesar US$ 4,23 miliar.
Hal ini terutama berasal dari sektor nonmigas US$7,31 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$3,08 miliar.
Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan, surplus neraca perdagangan pada bulan Juli 2022 ini, mengantarkan Indonesia untuk mencetak surplus selama 27 bulan berturut-turut. “Karena kita mencatat surplus sejak Mei 2020,” jelas Setianto dalam paparan terkait Neraca Perdagangan Juli 2022, Senin (15/8).
Surplus pada bulan Juli 2022 ini didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dari nilai impor. Adapun nilai ekspor pada Juli 2022 tercatat US$ 25,27 miliar, sedangkan impor tercatat sebesar US$ 21,35 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2022 mencapai US$166,70 miliar atau naik 36,36 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$157,55 miliar atau naik 36,45 persen.
Sementara itu, nilai impor Indonesia Juli 2022 mencapai US$21,35 miliar. Naik 1,64 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 39,86 persen dibandingkan Juli 2021.
BPS mencatat, impor migas Juli 2022 senilai US$4,46 miliar. Naik 21,30 persen dibandingkan Juni 2022 atau naik 148,38 persen dibandingkan Juli 2021.
Sedangkan ekspor nonmigas Juli 2022 mencapai US$24,20 miliar, turun 1,64 persen dibanding Juni 2022. Dan naik 31,58 persen dibanding ekspor nonmigas Juli 2021.
BPS mencatat, ekspor nonmigas Juli 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,03 miliar. Disusul Amerika Serikat US$2,51 miliar dan India US$2,26 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 40,50 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,68 miliar dan US$1,88 miliar.
Sementara itu, neraca perdagangan migas Indonesia pada Juli 2022 terpantau defisit US$ 3,08 miliar. Defisit neraca tersebut bersumber dari komoditas minyak mentah dan hasil minyak.
Lebih lanjut, dengan kondisi ini, neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif atau dari Januari 2022 hingga Juli 2022 mencatat surplus US$ 29,17 miliar.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting