(Vibiznews – Market Mover) Pasar investasi global pekan ini akan banyak mencermati data ekonomi AS yang menjadi acuan The Fed untuk kembali melakukan pengetatan kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bunga AS. Yang dicermati pasar adalah seberapa agrasif The Fed akan menaikkan suku bunga lagi di bulan September ini.
Pada hari Selasa kemarin data manufaktur PMI AS bulan Agustus terealisir melemah, membuat dolar AS dan Bursa Wall Street tertekan. Dengan melemahnya ekonomi AS akan memicu The Fed melakukan kebijakan lebih agresif lagi.
Hari Rabu malam akan dirilis data Durable Goods Orders Juli yang diindikasikan melemah.
Pada Kamis malam juga akan dirilis data GDP Growth Rate Q2 AS yang diindikasikan masih negatif. Juga data jobless claim yang diindikasikan meningkat. Pada Jumat malam akan dirilis Personal Income dan Personal Spending bulan Juli AS yang diperkirakan melemah.
Pada Jumat malam sebelum Symposium Jackson Hole juga akan ada pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell yang akan dicermati apakah akan memberikan sentimen hawkish atau lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.
Pasar juga akan mencermati pernyataan The Fed pada Symposium Jackson Hole, yang akan dapat memberikan masukan bagi pasar, apakah The Fed akan lebih agresif menaikkan suku bunga atau tidak.
Bagaimanakah pengaruh data ekonomi AS dan hasil Symposium Jackson Hole bagi pasar investasi global?
Dari pasar Forex, indeks dólar AS bergerak flat menantikan rilis data ekonomi AS dan pernyataan ketua The Fed. Jika data ekonomi AS bergerak lemah akan memicu perkiraan The Fed akan lebih agresif menaikkan suku bunga AS dan menguatkan dolar AS. Hasil Jackson Hole Symposium juga sangat penting memberikan sinyal kenaikan suku bunga AS.
Penguatan dolar AS akan menekan mata uang saingan dolar AS seperti Poundsterling dan Euro.
Dari pasar Index, bursa Wall Street semalam tertekan lemahnya data manufaktur AS, dan pelemahan bursa AS menekan bursa Asia dan Eropa. Demikian juga jika data ekonomi AS teralisir melemah dan pernyataan Powell memicu sentiment hawkish kenaikan suku bunga AS, akan menekan bursa saham global.
Dari pasar Komoditas, harga emas bergerak datar juga mencermati pergerakan flat dolar AS. Jika sentimen hawkish kenaikan suku bunga AS menguat akan menaikkan dolar AS dan menekan harga emas. Sedangkan harga minyak akan mencermati berbagai sentimen seperti rencana OPEC untuk pengetatan produksi dan pasokan mingguan minyak mentah AS. Lemahnya data ekonomi AS akan menekan harga minyak dengan kekhawatiran melemahnya permintaan. Namun jika pasokan minyak mentah mingguan turun, akan dapat menguatkan harga minyak.