(Vibiznews – Market Mover) Pasar investasi global pekan ini dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS bulan Agustus yang naik di luar perkiraan.
Inflasi bulan Agustus yang diindikasikan turun 0,1% ternyata meningkat 0,1%. Inflasi secara tahunan bulan Agustus yang diindikasikan mereda pada 8,1%, meningkat pada 8,3%. Inflasi inti yang diindikasikan naik 6,1%, realisasinya lebih meningkat lagi pada 6,3%.
Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan ini mendorong prediksi untuk pengetatan moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve pada minggu depan ini.
Pasar keuangan saat ini memberi peluang 37% kenaikan suku bunga AS untuk poin persentase penuh atau 100 basis poin pada 21 September ini, dibandingkan probabilitas 63% untuk kenaikan suku bunga AS 75 basis poin.
Bagaimanakah pengaruh meningkatnya inflasi AS melebihi perkiraan bagi pasar investasi global?
Dari pasar Forex, Dolar AS naik mendekati puncak 24 tahun terhadap yen pada hari Rabu setelah inflasi yang lebih panas dari perkiraan mendorong perkiraan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih agresif minggu depan.
Dari pasar Index, bursa saham global berada di zona merah merespon kenaikan inflasi AS di luar perkiraan yang memicu kenaikan suku bunga agresif The Fed. Bursa Wall Street berakhir turun tajam semalam, dengan indeks Dow Jones Industrials jatuh ke level terendah 8-minggu. Bursa Saham Asia juga berakhir negatif sore ini dengan indeks utama merosot sekitar 2 persen. Sedangkan Bursa Eropa terpantau bergerak lemah.
Dari pasar Komoditas, harga emas bergerak lemah pada hari Rabu setelah data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan mendorong kenaikan dolar dan ekspektasi bahwa The Fed akan melanjutkan jalur pengetatan kebijakan yang lebih agresif. Sedangkan harga minyak naik tipis di awal perdagangan pada hari Rabu karena perkiraan OPEC untuk pertumbuhan permintaan bahan bakar global yang kuat, mengimbangi kekhawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve AS minggu depan setelah harga konsumen secara tak terduga naik pada bulan Agustus.