(Vibiznews – IDX Stock) – Perusahaan fintech peer-to-peer (P2P Lending) Akseleran yang sudah berizin dan diawasi oleh OJK, terus berupaya membantu pertumbuhan bisnis UKM di Indonesia dengan memberikan akses pembiayaan modal usaha yang mudah dan cepat dengan plafon yang diberikan ke UKM semakin bertambah di tahun ini.
Setelah berhasil menyalurkan pembiayaan modal usaha hingga Rp3 triliun pada tahun 2022, Akseleran menargetkan tahun 2023 dapat menyalurkan pembiayaan modal usaha sebanyak dua kali lipat atau mencapai sebesar Rp6 triliun dengan rasio NPL masih di bawah 1%.
Mikhail Ramses Asitua Tambunan sebagai Chief Financial Officer (CFO) & Co-Founder Akseleran, mengungkapkan bahwa target penyaluran pembiayaan modal usaha pada tahun ini yang meningkat dua kali lipat sangat mungkin tercapai. Apalagi untuk mencapai target tersebut, Akseleran berencana mengakuisisi perusahaan multifinance, yang tujuannya untuk menyasar pelaku usaha menengah dan komersil yang membutuhkan nilai pinjaman yang lebih besar dari Rp2 miliar.
Mikhail yang memiliki pengalaman sebagai Akuntan mengaku optimistis, Akseleran dapat mencapai target penyaluran pembiayaan sebesar Rp6 triliun pada tahun ini dan kinerja keuangan tahunan perusahaan akan menjadi profit.
“Pada Tahun 2022, Akseleran pernah mengalami profit selama beberapa bulan dan kami yakin pada tahun ini kinerja keuangan tahunan Akseleran pun dapat mencapai profit. Melalui kinerja keuangan yang profit, kami yakin perusahaan start-up yang selama ini masih mengandalkan fundraising untuk mensupport keuangannya, akan menjadi mature dan dapat berdiri pada kaki sendiri,” kata Mikhail kepada Vibiznews belum lama ini di kantor Akseleran, Jakarta.
Mikhail melihat selain memiliki kinerja keuangan yang profit, Akseleran juga harus memiliki risiko kredit macet yang rendah.
Saat ini, Akseleran memiliki NPL to outstanding di kisaran 0,4% – 0,5%. NPL to outstanding terbesar yang dicapai Akseleran pernah mencapai lebih dari 2% di tahun 2019, kemudian turun ke 1% di tahun 2020 hingga sekarang di bawah 0,5%.
Untuk menjaga NPL tetap rendah, Mikhail sampaikan tingkat pertumbuhan penyaluran pembiayaan per tahun tidak lebih dari dua kali. “Maksimal dua kali, that’s the right formula untuk bisa berkembang secara sehat, secara jangka panjang.” terang Mikhail.
Berikutnya Akseleran juga terus melakukan improvement Credit Assessment sambil menjaga sektor-sektor tertentu yang mungkin lagi kurang baik performanya. Dan sebagai gawang terakhir, Akseleran sudah mengimplementasikan yang namanya asuransi kredit yang melindungi 99% dari pokok pinjaman tertunggak.
Memajukan Bisnis UKM di Indonesia
Akseleran berkomitmen untuk membantu pertumbuhan bisnis UKM di Indonesia lebih banyak lagi setelah sebanyak 5.000-an UKM sudah dilayani dengan total pembiayaan kumulatif sebesar Rp7,5 triliun lebih.
Mikhail menjelaskan, Akseleran memang fokus kepada bisnis productive loans yang memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi UKM di Indonesia. Ini, kata Mikhail, yang menjadi kekuatan utama Akseleran dibandingkan bisnis P2P Lending lainnya yang kebanyakan berfokus pada consumer loans atau pinjaman konsumen pribadi.
Akseleran memberikan kemudahan UKM untuk mendapatkan pembiayaan modal usaha tanpa mengagunkan aset berupa bangunan dan tanah, melainkan dengan invoice financing dan PO financing. Sehingga UKM yang mengajukan pembiayaan modal usaha melalui Akseleran, cukup memberikan agunannya berupa invoice atau PO selain laporan keuangan dan rekening koran sebagai dokumen pelengkap lainnya.
Dengan support dari Akseleran tersebut, UKM bisa menggunakan pembiayaan untuk keperluan bisnisnya tanpa harus menunggu jatuh tempo pembayaran invoice-nya. Sehingga bisa membantu cashflow usaha para pebisnis UKM tetap terjaga.
“Ada beberapa usaha yang dilakukan Akseleran untuk mendapatkan UKM di Indonesia yang sedang menghadapi funding gap. Pertama melakukan melakukan intensifikasi direct sales dalam pencarian UKM melalui networking yang dimiliki. Kemudian melakukan kerja sama dengan platform atau usaha lainnya melalui support vendor dan supplier-nya,” ungkap Mikhail.
Dengan mendukung pertumbuhan bisnis UKM, secara tidak langsung Akseleran telah mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karena bisnis UKM menyumbang 60,5% terhadap PDB dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.