Pasar Variatif, Sentimen Kenaikan Suku Bunga Global — Domestic Market Outlook, 10-14 July 2023

1181
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar variatif dengan IHSG menguat, tetapi rupiah tergerus cukup signifikan di tengah sentimen berlanjutnya kenaikan suku bunga the Fed dan global.
  • S&P mempertahankan Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook
  • Cadangan devisa Juni dilaporkan menurun, namun masih tetap tinggi menurut BI.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang ini adalah rilis tingkat keyakinan konsumen pada hari Senin.

Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 10-14 July 2023.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat di pekan keduanya, sempat mencapai 2 bulan tertingginya lalu terkoreksi di hari terakhir pasar oleh sentimen negatif regional atas berlanjutnya pengetatan moneter global, sedangkan investor asing melakukan net buy terbatas sekitar Rp0,6 triliun. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,82%, atau 54,590 poin, ke level 6.716,459. Untuk minggu berikutnya (10-14 Juli 2023), IHSG kemungkinan akan kembali terkoreksi pada awal pekan, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.766 dan 6.820. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.622, dan bila tembus ke level 6.542.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah cukup signifikan, ke level 3,5 bulan terendahnya, di tengah capital outflow di pasar SBN, rilis penurunan cadangan devisa, serta prospek berlanjutnya kenaikan bunga the Fed, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,91% ke level Rp 15.142. Sementara, dollar global terpantau tergelincir di hari terakhir pasar secara mingguannya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan meninggalkan resistant sebelumnya, atau kemungkinan rupiah berupaya rebound bertahap di awal pekan, dalam range antara resistance di level Rp15.197 dan Rp15.207, sementara support di level Rp14.965 dan Rp14.890.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir stabil secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik tipis yield obligasi dan berakhir ke 6,246% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah kembalinya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury berakhir menanjak kuat di minggu keduanya.

===

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2023 tetap tinggi sebesar 137,5 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar 139,3 miliar dolar AS. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 4 Juli 2023. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik, dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal.

Di sisi lain, outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia untuk dua tahun ke depan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang.

Berdasarkan data transaksi 3 – 6 Juli 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp1,85 triliun terdiri dari jual neto Rp2,44 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,59 triliun di pasar saham.

===

Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi. Perkembangan arah kebijakan moneter global, tingkat inflasi yang masih bertahan tinggi, rentannya prospek pemulihan ekonomi dunia, perang dan tensi geopolitik yang memanas, dan seterusnya. Itu yang ramai terjadi dalam pasar financial global.

Kalau Anda tidak punya waktu banyak kesempatan untuk mengikuti dan memahami pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting