Suku Bunga Acuan BI Konsisten 6% untuk Mencapai Ketahanan Inflasi 2024

519
Suku Bunga Acuan BI Konsisten 6% untuk Mencapai Ketahanan Inflasi 2024
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur BI November 2023 memutuskan untuk menahan level suku bunga acuan BI7DRR di 6%.

Mengapa BI memutuskan untuk tetap konsisten mempertahankan BI7DRR 6%?

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan dalam konferensi pers Kamis (23/11), kebijakan moneter BI ditetapkan berdasarkan perkiraan inflasi 2 tahun ke depan dengan kondisi saat ini. Karena dampak suku bunga terhadap inflasi mencapai 4 – 6 kuartal.

Jika dilihat inflasi saat ini cukup rendah,namun jika dilihat ke depan ada risiko imported inflation. Yang berasal dari harga pangan global dan depresiasi nilai tukar sebesar 3,2% di tahun 2024.

Jadi keputusan BI mempertahankan BI7DRR 6% sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation). Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.

Selain itu, keputusan BI tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Ada kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan pada Desember tahun 2023. Tapi probabilitasnya sudah turun dari 40 % menjadi 10%.

Itu sebabnya suku bunga acuan BI tetap konsisten 6% cukup untuk mengantisipasi keputusan FOMC tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengungkapkan, hal ini seiring dengan kondisi terkini perekonomian AS.

Sempat, banyak yang memperkirakan ekonomi AS akan jeblok. Namun, ternyata masih kuat, kemungkinan pertumbuhan ekonomi AS bisa lebih tinggi dari perkiraan semula.

“Awalnya kami memperkirakan 1,9% yoy, kemudian bias ke atas menjadi 2,1% yoy, dan saat ini menjadi 2,9% yoy,” terang Aida dalam konferensi pers, Kamis (23/11).

Ini juga seiring dengan inflasi AS yang melandai. Dari perkiraan Bank Indonesia, inflasi AS kemungkinan  3,2 % dan akhir tahun bisa mencapai sekitar 3,4% yoy.

Masalahnya adalah, inflasi inti AS masih berada di kisaran 4% yoy. Hal ini seiring dengan masalah tenaga kerja di sana. Sehingga, ini masih membuka kesempatan untuk kenaikan suku bunga The Fed.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting