(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 11-15 Desember 2023
Pada akhir hari Kamis, 14 Desember 2023
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.655 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,72%.
3. DXY[1] melemah ke level 101,96.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,921%.
Keterangan:
1) Sebagai informasi, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
2) Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 15 Desember 2023
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.500 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,59%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Desember 2023)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 14 Desember 2023 sebesar 68,24 bps, turun dibandingkan per 8 Desember 2023 sebesar 72,85 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 11 – 14 Desember 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,82 triliun. Terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham. Dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
3. Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 14 Desember 2023, nonresiden beli neto Rp76,66 triliun di pasar SBN. Lalu jual neto Rp17,56 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp45,35 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Analis Vibiz Research center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 15.500, dibandingkan penutupan kemarin Rp15.655 per dolar AS.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa merangkak naik setelah merosot 3 hari; berupaya bangkit dari 4,5 bulan terendahnya. Hal ini dipengaruhi oleh sikap dovish The Fed yang akan menurunkan suku bunga tahun depan.
Sikap dovish ini menjadi angin surga bagi pasar global. Pasar tengah merespons positif sikap The Fed ini. Hal ini juga terlihat dari minat investor asing atas pasar Surat Berharga Negara (SBN). Minggu ini investor asing beli neto Rp3,98 triliun di pasar SBN.
Sehingga potensi asing untuk membeli SBN masih akan terus berlangsung seminggu ke depan.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting


