Akankah Data Tenaga Kerja AS Mendukung Penurunan Suku Bunga The Fed? – Market Mover 3 January 2024

511

(Vibiznews – Market Mover) Pasar perdagangan investasi global di awal tahun 2024 ini akan mencermati tenaga kerja AS yang menjadi perhatian pasar apakah dapat memberikan petunjuk apakah The Fed akan lebih cepat melakukan pemotomgam suku bunga atau tidak.

Pada Rabu malam ini akan dirilis data JOLTS Job Openings November yang diindikasikan meningkat.

Pada Kamis malam akan dirilis data ADP Employment Change Desember yang diindikasikan meningkat. Juga data Initial Jobless Claim minggu lalu yang diindikasikan meningkat.

Dan pada Jumat malam akan dirilis data yang menjadi perhatian penting pasar yaitu Non Farm Payrolls AS Desember yang diindikasikan menurun, data Unemployment Rate Desember yang diindikasikan meningkat, dan data Tingkat upah Desember yang diindikasikan menurun. Juga yang akan menjadi perhatian pasar adalah rilis risalah pertemuan The Fed pada Kamis dinihari, dimana diproyeksikan The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga pada tahun 2024.

Bagaimanakah pengaruh data tenaga kerja AS bagi pasar perdagangan investasi global?

Dari pasar Forex, dolar AS bergerak datar menantikan data tenaga kerja AS. Jika data Non Farm Payrolls Desember terealisir turun, tingkat upah Desember terealisir turun dan unemployment Rate Desember terealisir naik, akan dapat menekan dolar AS, karena dengan pelemahan data tenaga kerja AS, akan memicu The Fed untuk menurunkan suku bunga bahkan bisa dilakukan lebih cepat.

Dari pasar Index, bursa Wall Street awal tahun berakhir turun tertekan profit taking dan pelemahan saham teknologi. Bursa Asia Rabu berakhir lemah mengikuti pelemahan bursa Wall Street. Sedangkan bursa Eropa Rabu bergerak mixed mencermati pelemahan bursa Wall Street dan data ekonomi. Jika data tenaga kerja AS terealisir melemah, akan dapat menguatkan bursa saham global.

Dari pasar Komoditas, harga emas bergerak turun setelah imbal hasil Treasury AS bergerak naik mencermati perkembangan prospek suku bunga dan data tenaga kerja. Sedangkan harga minyak bergerak turun dengan kekhawatiran peningkatan pasokan di negara-negara non OPEC seperti AS. Jika data tenaga kerja AS terealisir turun, akan menekan dolar AS dan memicu penurunan suku bunga lebih cepat dan dapat menguatkan harga komoditas seperti emas dan minyak.