Kredit Perbankan Pada Awal 2024 Tumbuh Tinggi

245
Kinerja Transaksi Sistem Pembayaran Tumbuh Kuat dan Struktur Industri Sistem Pembayaran Tetap Terjaga
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Berdasarkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari ini, Gubernur BI menyatakan bahwa kredit perbankan pada awal 2024 tumbuh tinggi.

Pertumbuhan kredit pada Januari 2024 11,83% (yoy), didorong oleh masih kuatnya sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit.

Ada tiga hal yang mendasarinya

  1. Ketersediaan likuiditas perbankan yang lebih dari cukup, tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,79%. Hal ini didukung pula oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) Bank Indonesia. Khususnya bagi bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.

Untuk menyikapi funding gap sejalan dengan pertumbuhan DPK sebesar 5,80% dan agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama. Yaitu realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK.

  1. Bank memiliki preferensi untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor potensial yang menjadi ekspertise bank dan sesuai risk appetite. Antara lain ke Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Industri, Pertanian, Jasa Dunia Usaha, dan Konsumsi.

Secara umum, sektor-sektor tersebut menunjukan kinerja usaha korporasi yang baik, mendorong terjaganya kemampuan membayar dan lending appetite yang meningkat.

  1. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing sebesar 13,39% (yoy) dan 12,26% (yoy). Diikuti kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 9,64% (yoy).

Dari sisi permintaan, peningkatan kredit didorong oleh terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga.

Sementara secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama terjadi pada sektor Pertambangan, Jasa Sosial, dan Jasa Dunia Usaha. Pembiayaan syariah terus melanjutkan pertumbuhan tinggi, yaitu mencapai 15,67% (yoy) pada Januari 2024.

Sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 8,97% (yoy).

Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dalam kisaran 10-12%. Bank Indonesia terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

Dan meningkatkan sinergi dengan Pemerintah, otoritas keuangan, Kementerian/Lembaga, perbankan, serta pelaku dunia usaha.

Ketahanan perbankan tetap kuat.

Penguatan strategi operasi moneter yang pro-market, antara lain melalui perdagangan SRBI di pasar sekunder, memberikan fleksibilitas bank dalam mengelola likuiditas. Dan turut menjaga kapasitas pembiayaan perbankan (lending capacity).

Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,66% pada Desember 2023. Hal ini ditopang rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) yang tercatat rendah, sebesar 2,19% (bruto) dan 0,71% (neto).

Ketahanan perbankan yang kuat tersebut didukung oleh kemampuan bayar korporasi dan rumah tangga yang tetap baik. Hal ini terlihat dari penjualan korporasi dan ekspektasi penghasilan rumah tangga yang terus membaik.

Hasil stress-test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian ke depan.

Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting