Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut pada Februari 2024

286
Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut pada Februari 2024
Sumber: Bank Indonesia

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut pada Februari 2024

(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar dolar AS.

Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Januari 2024 sebesar 2,00 miliar dolar AS. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini dilakukan guna terus menjaga ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Surplus neraca perdagangan Februari 2024 yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik. Neraca perdagangan nonmigas Februari 2024 mencatat surplus sebesar 2,63 miliar dolar AS.
Ini seiring dengan tetap kuatnya ekspor nonmigas Februari 2024 yang mencapai 18,09 miliar dolar AS.

Angka ini turun 5,27 persen dibanding Januari 2024, dan turun 10,15 persen jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2023.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Februari 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Januari 2024 adalah besi dan baja sebesar US$622,5 juta (27,08 persen).

Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti bijih, logam, terak, dan abu sebesar US$223,5 juta (34,01 persen).
Dan bahan bakar mineral, serta ditopang oleh produk manufaktur seperti kendaraan dan bagiannya.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Ekspor nonmigas Februari 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,06 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,10 miliar. Dan India US$1,53 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,52 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,10 miliar dan US$1,41 miliar.

Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.

Impor nonmigas Februari 2024 senilai US$15,46 miliar, turun 2,12 persen dibandingkan Januari 2024 atau naik 14,42 persen dibandingkan Februari 2023.

Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat mencapai 1,76 miliar dolar AS pada Februari 2024. Hal ini sejalan dengan peningkatan impor migas dan penurunan ekspor migas.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting