Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (28 Maret 2024); Rupiah Melemah

524
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 25 – 28 Maret 2024

Pada akhir hari Rabu, 27 Maret 2024

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.850 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,70%.
  3. DXY[1] melemah ke level 104,35.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,190%.

Keterangan:
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Kamis, 28 Maret 2024

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.860 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik di 6,73%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Maret 2024)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 27 Maret 2024 sebesar 71,39 bps, naik dibandingkan 22 Maret 2024 sebesar 70,90 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 25 – 27 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,36 triliun. Terdiri dari beli neto Rp0,97 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,59 triliun di pasar saham. Dan jual neto Rp0,74 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 27 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp33,31 triliun di pasar SBN. Beli neto Rp28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp20,05 triliun di SRBI.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 15.900 kemudian bergerak tekoreksi ke Rp15.901, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.880.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa melaju setelah melanda. Dollar AS menanjak perlahan di antara melemahnya yen ke sekitar 34 tahun terendahnya dan nampaknya akan diintervensi BOJ.

Indeks dollar (DXY), yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 104,70. Ini dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 104,29.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting