Pasar Serempak Rebound, Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga — Domestic Market Outlook, 6-10 May 2024

267

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini serempak rebound, bangkit dari area oversold-nya.
  • KSSK melaporkan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan I-2024 masih dalam kondisi terjaga, didukung oleh kondisi fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang stabil.
  • Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 dilaporkan tetap terjaga, tercatat sebesar 0,25% (mtm), atau menjadi 3,00% (yoy).
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis pertumbuhan PDB Indonesia pada hari Senin, serta data cadangan devisa pada hari Rabu mendatang.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 6-10 May 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir rebound, dalam pergerakan yang fluktuatif, bangkit dari level 5 bulan terendahnya, dipimpin kenaikan sektor kesehatan dan keuangan. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1,40%, atau 98,649 poin, ke level 7.134,724. Untuk minggu berikutnya (6-10 May 2024), dikurangi libur Kenaikan hari Kamis, IHSG kemungkinan agak konsolidatif dengan bias menguat, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.267 dan 7.313. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.022, dan bila tembus ke level 6.926.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu juga bangkit menguat, ke sekitar 3 minggu tertingginya, oleh capital inflow sekitar Rp3,8 triliun di pasar SBN, di tengah jelasnya kebijakan the Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat signifikan 1,09% atau 177 poin ke level Rp 16.050. Sementara, dollar global terkoreksi ke sekitar 3 minggu terendahnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan lebih konsolidatif, atau kemungkinan rupiah fluktuatif dan akan sempat terkoreksi lagi, dalam range antara resistance di level Rp16.290 dan Rp16.316, sementara support di level Rp15.957 dan Rp15.826.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 6,990% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau terkoreksi cukup dalam paska rally 4 minggu.

===

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada triwulan I-2024 masih dalam kondisi terjaga, didukung oleh kondisi fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang stabil. Namun, terdapat peningkatan ketidakpastian dan gejolak geopolitik global yang mendorong peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan domestik.

Demikian pernyataan bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Rapat Berkala KSSK II-2024, 30 April lalu.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK April 2024 tercatat sebesar 0,25% (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3,00% (yoy). BPS mencatat, tingkat inflasi bulanan April 2024 relatif lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024.

Berdasarkan data transaksi 29 April – 2 Mei 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp3,06 triliun terdiri dari beli neto Rp3,75 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,58 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

Berbagai isyu, apakah tentang prospek ekonomi global, arah kebijakan moneter, perkembangan situasi geopolitik, terpantau dapat menggerakan pasar begitu rupa. Kita melihat bahwa fundamental ekonomi begitu bisa memengaruhi pasar, sementara di sana ada juga isyu politik dan sosial masyarakat. Bagi investor lokal yang, barangkali, bukan berlatar belakang pendidikan ekonomi kadang tidak mudah untuk memahami dinamika berbagai indikator tersebut.

Kendala itu bukan merupakan masalah kalau Anda terus menyimak berita dan analisis pasar di vibiznews.com. Banyak orang telah mengakuinya. Terima kasih tetap bersama kami karena kami hadir demi mendukung sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting