(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar keuangan di minggu lewat ini serempak menguat cukup signifikan.
- BI melaporkan capital inflow ke pasar keuangan mengalir deras sekitar Rp19,7 triliun seminggu lewat.
- Dinamika eksternal mewarnai pergerakan pasar domestik terutama terkait dengan the Fed yang cenderung bersikap hawkish.
- Defisit APBN Mei 2024 tercatat 0,1% terhadap PDB.
- Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis inflasi IHK pada hari Senin dan data Cadangan Devisa pada Kamis mendatang.
Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 1-5 July 2024.
===
Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir menguat signifikan di minggu keduanya, bertengger di 3 minggu lebih tertingginya, dipimpin kenaikan sektor transportasi dan keuangan terutama perbankan. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya mixed bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 2,67%, atau 183,599 poin, ke level 7.063,577. Untuk minggu berikutnya (1-5 Juli 2024), IHSG kemungkinan akan diincar profit taking pendek setelah rally 2 minggu, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.118 dan 7.150. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.823, dan bila tembus ke level 6.698.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu rebound dan agak menjauhi level 4 tahun lebih terendahnya sejak April 2020, dalam rentang konsolidasi dengan bias menguat, di tengah penjelasan Pemerintah bahwa defisit APBN tidak akan membengkak di pemerintahan baru nanti, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat signifikan 0,80% atau 132 poin ke level Rp 16.334. Sementara, dollar global tertahan di bawah 2 bulan tertingginya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan lebih konsolidatif dan terkoreksi, atau kemungkinan rupiah lanjutkan bias penguatan bertahapnya, dalam range antara resistance di level Rp16.590 dan Rp16.575, sementara support di level Rp16.345 dan Rp16.190.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke 7,054% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi beli kuat investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau melaju di pekan keduanya.
===
Kementerian Keuangan melaporkan APBN sampai akhir Mei 2024 mencatat defisit sebesar Rp 21,8 triliun. Nilai ini setara dengan 0,10% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Berdasarkan data transaksi 24 – 27 Jun 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp19,69 triliun terdiri dari beli neto Rp8,30 triliun di pasar SBN, serta beli neto Rp2,23 triliun di pasar saham dan Rp9,16 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
===
Ketrampilan seorang investor pada masa-masa ini seperti sedang diuji. Situasi pasar yang sebagian kadang sideways, sebagian lagi sedang membentuk tren-tren jangka menengah sehingga dibutuhkan kemampuan analisis yang jeli supaya tidak salah dalam mengambil keputusan investasi, baik untuk masuk ataupun keluar pasar. Ketrampilan biasanya berbanding lurus dengan pengalaman atau jam terbang. Ini juga yang sering menjadi kendala bagi banyak investor karena masih memiliki banyak aktivitas lain di samping trading investasi.
Bagi Anda yang sering kali tidak cukup punya waktu, vibiznews.com adalah sobat investasi Anda. Kami memang ada di bidang ini, siang dan malam, tanpa henti untuk juga membantu Anda. Untuk Anda yang telah mengalaminya, disampaikan terimakasih untuk para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting