Transaksi Mobile Banking BCA Naik 30,8%, Apa Kiatnya?

382
Mobile Banking BCA
Sumber: Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – Banking & Insurance) – Berdasarkan data Bank Indonesia maka pada triwulan II 2024 transaksi digital banking  tercatat 5.363,00 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,49% (yoy).

Sementara transaksi QRIS tumbuh 226,54% (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta. Hal ini menunjukkan makin banyak masyarakat melakukan transaksi dengan menggunakan mobile banking.

Salah satu bank papan atas yang transaksi mobile banking-nya berkembang pesat adalah PT Bank Central Asia (BCA).

Aplikasi mobile banking milik PT Bank Central Asia (BCA) terus mencatatkan pertumbuhan transaksi. Apalagi, saat ini pembukaan rekening BCA dapat dengan mudah dilakukan via mobile banking.

Sebagai informasi, dalam lima bulan pertama tahun 2024, kanal mobile banking BCA mencatat kenaikan frekuensi transaksi sebesar 30,8% YoY. Nilainya hingga mencapai 10,6 miliar rupiah.

Apa kiatnya?

EVP Corporate Communication & Social Responsibility, Hera. F. Haryn mengatakan, pada tahun 2024, BCA juga merencanakan budget dari capital expenditure (capex) BCA yang lebih besar. Hal ini jika dibandingkan tahun 2023 yakni sekitar Rp 8 triliun.

“Untuk tahun ini, alokasi terbesar capex masih digunakan untuk inovasi serta peningkatan kapasitas. Termasuk dalam penggunaan teknologi yang mutakhir dalam standar pengamanan data maupun serangan siber,” ujarnya.

Meskipun banyak nasabah yang nyaman menggunakan BCA mobile dengan segala fitur. Namun saat ini pihaknya juga tengah mempersiapkan myBCA untuk menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi masa depan.

Hera menyampaikan, BCA berkomitmen untuk terus memudahkan nasabah dalam bertransaksi, investasi, dan mengatur cashflow. Untuk itu, aplikasi myBCA telah dilengkapi dengan fitur biometric, transfer melalui QRIS transfer, kemudahan berinvestasi melalui fitur Welma.

Juga dapat mengubah transaksi kartu kredit menjadi cicilan BCA, hingga Paylater BCA. Terbaru, myBCA telah dilengkapi dengan fitur Poket Valas yaitu kantong dana dalam mata uang asing yang terkoneksi dengan 1 rekening.

Dari sisi keamanan, BCA senantiasa melakukan pengamanan dengan standar keamanan berlapis, manajemen risiko dan liability. Serta akuntabilitas untuk menjaga data dan transaksi digital nasabah tetap aman. Pengamanan berlapis dilakukan melalui pendekatan people, process, dan technology.

Untuk aspek people, BCA senantiasa memberikan edukasi dan sosialisasi terkait social engineering kepada nasabah melalui webinar. Juga berbagai konten di media sosial dan website, kolaborasi dengan media nasional dan lokal, KOL, push ad (digital campaign) di media sosial. Serta penempatan iklan edukasi di radio dan program dengan rating tertinggi di sejumlah stasiun TV nasional.

BCA juga kerap melakukan edukasi secara offline kepada sejumlah komunitas, termasuk komunitas masyarakat anti hoax seluruh indonesia. Dan pihak penyedia jasa TI rekanan BCA sebagai upaya untuk meningkatkan awareness atas keamanan siber.

Untuk aspek process, BCA menerapkan standar dan security policy yang memadai dalam menjaga keamanan dan kelangsungan operasional dan layanan BCA.

Seluruh proses yang ditetapkan dan dijalankan sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan oleh regulator (OJK dan BI). Termasuk mengikuti framework security international misalnya NIST, dan sejalan dengan kebijakan cybersecurity yang ditetapkan oleh BSSN.

Hera menjelaskan, BCA memiliki security operation center yang beroperasi 24×7 untuk memantau keamanan sistem serta aset-aset BCA secara berkelanjutan. Dan meningkatkan security posture BCA, baik dalam hal pencegahan, pendeteksian, analisis, dan ketanggapan terhadap insiden cybersecurity.

BCA juga telah memiliki prosedur penanganan insiden dan Business Continuity Plan yang secara berkala diuji coba. Oleh karena itu, seluruh proses koordinasi serta kecepatan dalam penanganan insiden sudah terstandarisasi.

Secara rutin, BCA juga melakukan simulasi penanganan insiden untuk memastikan kesiapan tim dalam penanganan insiden.

Dalam aspek technology, BCA menggunakan pengamanan berlapis dari perangkat keamanan yang terus diperbaharui dan andal. Termasuk di sistem komputer, jaringan, aplikasi, maupun data. Khusus untuk pengamanan data, BCA juga telah menerapkan teknologi dengan fokus utama untuk mencegah kehilangan data (Data Loss Prevention).

“Seluruh strategi dan standar keamanan tersebut senantiasa dimutakhirkan dan dievaluasi secara berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan risk appetite BCA dan cyber threat landscape yang semakin berkembang. Inilah bentuk dukungan BCA terhadap pengembangan teknologi-teknologi dalam sektor keuangan,” ungkapnya.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting