(Vibiznews – Index) – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street memperpanjang pelemahan secara mingguan pada pekan lalu dengan indeks anjlok cukup signifikan. Indeks acuan saham AS – S&P500 berakhir di zona negatif dengan anjlok ke posisi terendah dalam hampir 2 bulan.
Sentimen bursa Wall Street memburuk di tengah seputar pemilihan Presiden AS pada tanggal 5 November 2024, yang memberikan tekanan pada harga saham. Indeks S&P 500 sepanjang pekan sebelum pemilihan Presiden turun 1,37%, melanjutkan pelemahan pekan sebelumnya yang turun 0,96% seperti yang terlihat di grafik bawah.
Masa-masa sebelum pemilihan Presiden cenderung terjadi perselisihan politik, ketidakpastian ini berdampak langsung pada perekonomian riil. Ketidakpastian seputar hasil pemilihan Presiden AS biasanya meningkatkan volatilitas pasar sebelum pemungutan suara dilakukan.
Dari pengamatan penulis, setiap pekan terakhir sebelum diadakannya pemilihan Presiden di Amerika Serikat, pergerakan yang negatif di bursa saham Wall Street hanya jangka pendek. Setelah hari pengumuman hasil pemilihan Presiden tersebut sentimen berbalik positif karena sudah ada kepastian.
Saham Wall Street Jelang Pemilihan Presiden Alami Tekanan Jual
Secara histori perdagangan saham Wall Street jelang pekan pemilihan cenderung alami tekanan jual, dari data yang dikumpulkan penulis sejak tahun 2016 indeks saham Wall Street – S&P500 alami pelemahan mingguan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2020, pekan terakhir bulan Oktober indeks saham Wall Street terkoreksi, demikian pada pekan terakhir bulan Oktober tahun 2016, seperti grafik dibawah.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di pemilihan Presiden AS tetapi juga di setiap pemilihan umum atau Presiden seluruh negara. Apalagi jika bertemu dengan kondisi pemilihan yang ketat, margin kemenangan yang tipis dengan pemerintahan koalisi akan memicu peningkatan volatilitas harga saham.
Reaksi saham Wall Street AS pada Hari Pengumuman Hasil Pilpres
Secara histori pada hari pengumuman hasil pilpres, imbal hasil indeks acuan yaitu S&P 500 tetap stabil, berkisar antara -0,7% hingga 1,4% (pada hari pengumuman hasil pilprers 1992 hingga 2000). Indeks S&P 500 selalu ditutup di zona hijau pada hari pengumuman hasil pemilu AS.
Kinerja rata-rata indeks utama lainnya, seperti Dow Jones dan Nasdaq Composite, juga relatif datar, dengan kenaikan masing-masing sebesar 1% dan 0,3%.
Namun jika melihat kinerja bursa Wall Street di tahun-tahun pemilihan Presiden AS, perdagangan saham cukup menguntungkan dengan imbal hasil yang tidak mengecewakan. Seperti grafik dibawah
Proyeksi Saham Wall Street Setelah Usai Pemilihan Presiden 5 November
Selain trend histori dari momentum pemilihan Presiden sebelumnya, pergerakan indeks saham Wall Street pekan ini juga akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen positif dari;
- Rencana Federal Reserves AS memangkas suku bunganya kembali pada pertemuan FOMC tanggal 6-7 November. Bank sentral Amerika Serikat dalam pertemuan kebijakannya pekan ini diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan 25 bps, lebih rendah dari pemangkasan sebelumnya.
- Laporan kuartalan perusahaan di Wall Street, pekan ini masih ada ratusan perusahaan yang akan melaporkan kinerja kuartalannya setelah 2 pekan sebelumnya dilaporkan kinerja perusahaan-perusahaan raksasa.
Perdagangan saham Wall Street diperkirakan akan cetak untung pada pekan 4 – 8 November 2024 setelah 2 pekan berturut alami kerugian dengan indeks bergerak di zona merah. Secara teknikal indeks S&P500 akan bergerak di kisaran resisten 5810 – 5886 dan support 5720 – 5640, untuk Dow Jones akan bergerak di kisaran resisten 42480 – 43320 dan support 41810 – 41650 demikian Nasdaq bergerak di resisten 20390 – 20680 dan support di 19940 – 19680.