(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia WTI bergerak negatif melanjutkan tren penurunan sebelumnya pada perdagangan sesi Asia hari Rabu (16/4/2025) akibat kekhawatiran kelebihan pasokan dan ketegangan perdagangan global.
Pada hari Senin, Presiden Trump diberitakan sedang mempertimbangkan keringanan sementara dari tarif 25% pada industri otomotif untuk memberi waktu bagi produsen mobil untuk menyesuaikan rantai pasokan mereka.
Selain itu lembaga energi internasional (IEA) menurunkan tajam perkiraan permintaannya untuk tahun 2025, dengan memperkirakan pertumbuhan pada laju paling lambat dalam 5 tahun dan memperingatkan bahwa kelebihan pasokan global dapat berlanjut hingga tahun 2026.
Menambah kekhawatiran pasokan, OPEC+ meningkatkan produksi, dan kemajuan dalam perundingan nuklir AS-Iran dapat meningkatkan ekspor minyak mentah Iran.
Sementara itu, investigasi Presiden Trump terhadap tarif mineral penting merupakan tindakan yang dapat memengaruhi hubungan dengan pemasok utama, termasuk Tiongkok.
Dari laporan persediaan minyak mentah AS, data API menunjukkan peningkatan persediaan sebesar 2,4 juta barel minggu lalu, bertentangan dengan ekspektasi untuk penurunan 1,68 juta barel.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Mei turun 0,05% pada menjadi $61,29 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 0,04% menjadi $64,64 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak pekan depan diperkirakan akan bertemu kisaran support di $59.20 – $55.80 dan kisaran resisten di $64.20 – $69.10.


