IHSG Menguat 0,97% Pada Akhir Perdagangan Selasa (6/5), Emiten Tambang Menjadi Penggerak Utama

636
Vibizmedia Photo

 

(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 66,24 poin atau 0,97% ke 6.898,19 pada akhir perdagangan Selasa (6/5).
Sebelumnya pada puncaknya di perdagangan intraday hari ini, IHSG sempat menyentuh angka 6.910,86 atau menguat 1,15%.

Berdasarkan pengamatan ada sebanyak 333 saham naik, 268 saham turun dan 205 saham stagnan.

Tujuh indeks sektoral menguat, menopang kenaikan IHSG. Sedangkan empat indeks sektoral lainnya masuk zona merah.

Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor barang baku yang naik 3,27%, sektor energi naik 1,96% dan sektor barang konsumen non primer yang naik 1,27%.

Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor teknologi yang turun 0,93%, sektor kesehatan turun 0,37% dan sektor properti yang turun 0,28%.

Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 22,90 miliar saham dengan total nilai Rp 16,30 triliun.

Secara spesifik, emiten tambang menjadi penggerak utama kinerja IHSG hari ini.
Konsorsium tambang emas Grup Salim dan Medco, Amman Mineral Internasional (AMMN), menjadi penggerak utama IHSG dengan sumbangsih 11,07 indeks poin.

Kemudian ada holding tambang batu bara Grup Sinar Mas (DSSA) dengan sumbangan 8,28 indeks poin disusul emiten tambang batu bara milik Low Tuck Kwong, Bayan Resouces (BYAN), dengan kontribusi 7,39 indeks poin.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga ikut menopang gerak IHSG dengan sumbangsih 6,12 indeks poi

Melengkapi lima besar ada tambang emas milik BUMN dan anggota holding MIND ID, Aneka Tambang (ANTM), yang hari ini melesat 8,26% dengan sumbangsih 3,69 indeks poin ke IHSG.

Sejumlah emiten tambang emas lainnya, juga menjadi penggerak IHSG hari ini. Sentimen positif datang bertepatan dengan melonjaknya harga emas setelah investor mengantisipasi potensi terjadinya resesi usai kontraksi ekonomi AS.

Dan harga minyak mentah dunia yang terus jeblok usai OPEC+ menaikkan produksi dan kekhawatiran permintaan dari ekonomi raksasa berkurang.

Selanjutnya, saham emiten tambang emas kongsi Salim-Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS), melesat 6% pada perdagangan hari ini. Sementara itu tambang emas Grup Saratoga (MDKA) melonjak 6,25%.

Lalu emiten tambang emas Peter Sondakh (ARCI) melejit 8,52%. Selanjutnya emiten tambang emas dan perdagangan emas lainnya juga kompak menguat. Termasuk PSAB naik 6,22%, UNTR naik 0,55% dan HRTA terapresiasi 6,02%.

Menurut Analis Vibiz Research Center, penguatan hari ini memperpanjang reli IHSG yang telah menguat dalam tujuh hari perdagangan beruntun. Dan dalam 17 hari perdagangan terakhir, hanya dua kali berakhir di zona merah.

Dalam periode yang sama (17 hari perdagangan terakhir) atau sejak akhir perdagangan Rabu, 9 April 2025, IHSG tercatat telah melesat hingga 15,5%. Ke depan, IHSG masih berpotensi bullish.

Adapun sepanjang periode April 2025, IHSG mencatatkan kenaikan 3,93% dan bertengger di level 6.766,8 pada Rabu (30/4/2025).

Meski telah melesat secara signifikan, perlu dicatat jika melihat secara historis. IHSG selama 10 tahun terakhir pada periode Mei dominan mencatatkan pelemahan, hanya di tahun 2015 dan 2020 IHSG menguat di periode Mei.

Sentimen yang akan mempengaruhi pasar keuangan Indonesia hari ini datang dari dalam maupun luar negeri.Sentimen dari dalam negeri datang dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 yang di bawah ekspektasi konsensus.

Melambatnya pertumbuhan dapat berdampak ke banyak hal atau dengan kata lain memiliki multiplier effect dan spill over yang besar.
Jika dampak ini tidak ditindaklanjuti dengan baik atau tidak diantisipasi oleh pemerintah, maka perekonomian Indonesia berpotensi mengalami kemunduran.

Kondisi ini dapat menjadi sentimen buruk karena investor asing memiliki perspektif yang negatif terhadap Indonesia.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting