Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (26 Juni 2025); Rupiah Menguat

882

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 23 – 26 Juni 2025

Pada akhir hari Rabu, 25 Juni 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.285 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,67%.
3. DXY[1] melemah ke level 97,68.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,291%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Kamis, 26 Juni 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.270 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,63%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Juni 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 25 Juni 2025 sebesar 78,05 bps, turun dibanding dengan 20 Juni 2025 sebesar 81,06 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 23 – 25 Juni 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp2,83 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp1,29 triliun di pasar SBN dan Rp3,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Serta jual neto sebesar Rp2,14 triliun di pasar saham.

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 25 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,05 triliun di pasar saham. Dan Rp35,87 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp40,80 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Menguatnya rupiah terjadi sejalan dengan pergerakan mata uang Asia pada hari ini.Mata uang Asia menguat karena ekspektasi penurunan suku bunga AS. Menyusul laporan bahwa Trump mungkin akan mengumumkan ketua Federal Reserve berikutnya lebih awal.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Kamis sore WIB ini turun ke 97,01. Angka ini lebih rendah dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,68. Ini adalah posisi terendah indeks dolar sejak awal 1 Maret 2022 atau dalam hampir 40 bulan terakhir.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting