Pasar Fluktuatif dan Variatif, Prospek Positif Jelang BI Rate — Domestic Market Outlook, 15-19 September 2025

659
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada seminggu berlalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lalu umumnya variatif, bergerak sideways.
  • Dana asing tercatat net capital outflow sekitar Rp14,2 triliun dalam sepekan.
  • Sentimen global saat ini masih sekitar prospek pemangkasan suku bunga the Fed pada pekan ini.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis BI Rate pada hari Rabu, yang diperkirakan akan bertahan di level 5%.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 15-19September 2025.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi terbatas, dalam pasar yang fluktuatif, dari terkoreksi lalu rebound dipimpin sektor energi dan finansial, namun ditahan net sell investor asing sekita Rp2,2 triliun. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada seminggu ini umumnya mixed bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,17%, atau 13,288 poin, ke level 7.854,060.

Untuk minggu berikutnya (15-19 September 2025), IHSG kemungkinan akan lanjut bias menguat, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level level 8.022 dan 8.120. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7,619 dan bila tembus ke level 7,547.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu berakhir menguat, di pekan keduanya, pada level 2 minggu tertingginya, di antara tekanan pada mata uang dollar. Rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,24% atau 40 poin ke level Rp 16.375 per USD. Sementara, dollar global terpantau bias terkoreksi di minggu kedua.

Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan konsolidasi dan menurun, atau kemungkinan rupiah dalam bias menguat terbatas, dalam range antara resistance di level Rp16.470 dan Rp Rp16.495, sementara support di level Rp16.343 dan Rp16.250.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yield obligasi dan berakhir ke level 6,319% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di pasar SBN. Sementara yields US Treasury terpantau berakhir merosot di pekan keempatnya.

===

Bank Indonesia menyatakan bahwa kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh pada Agustus 2025. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2025 yang tumbuh sebesar 2,7% (yoy). Kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Barang Budaya dan Rekreasi

Berdasarkan data transaksi 8 – 11 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp14,24 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,22 triliun di pasar saham, Rp5,45 triliun di pasar SBN, dan Rp6,57 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

===

 

Seorang investor ketika memilih instrumen investasinya dan kemudian masuk ke pasar tentunya berharap akan memperoleh profit dari keputusan investasinya tersebut. Harapan. Itu sesuatu yang begitu memengaruhi pandangan investor. Harapan yang diwarnai oleh ekspektasi dan tidak jarang disertai analisis yang bias.

Kalau Anda ingin kenal pasar –memang tidak mudah untuk mengenalnya—harus tahu seperti apa ekspektasi pasar hari-hari ini. Vibiznews.com telah siap sejak lama ingin memperkenalkan Anda kepada pasar secara lebih dalam, karena kami ada sebagai partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting